Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Perusahaan Umum (Perum) Bulog tampaknya belum bisa mengekspor 100.000 ton beras dalam waktu dekat ini. Pasalnya, Departemen Perdagangan (Depdag) belum akan menerbitkan restu ekspor bagi perusahaan pelat merah ini.
Adalah Deputi Menteri Koordinator Ekonomi Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krishnamurti yang memastikan hal itu. Menurut dia, izin Depdag belum turun karena Bulog belum mengajukan dokumen rencana ekspor berasnya kepada pemerintah. "Izin realisasi harus ada usulan. Itu belum dilakukan Bulog," ujar Bayu kepada KONTAN. Usulan ini berisi penjelasan lengkap soal negara tujuan beras, jumlah ekspor, jenis beras, dan pelabuhan yang dipakai.
Bukan hanya itu, sebelum mengajukan permohonan ekspor kepada Depdag, Bulog masih harus mengantongi rekomendasi Departemen Pertanian (Deptan). Dan, sejauh ini Bulog juga memperoleh rekomendasi ini.
Bayu mengingatkan, pengajuan rencana ekspor ini semestinya menjadi prioritas Bulog saat ini. Maklum, proposal itulah yang nantinya bakal menjadi dasar bagi pemerintah untuk menimbang apakah ekspor bakal mengganggu cadangan beras nasional atau tidak.
Menurut Bayu, agar cadangan beras nasional aman, Bulog seharusnya bisa mengekspor beras bersamaan dengan musim panen yang puncaknya diperkirakan berlangsung mulai Maret sampai April.
Seperti telah ditulis KONTAN sebelumnya, Bulog mengklaim telah siap melakukan ekspor sebanyak 100.000 ton beras super. Tujuan ekspor beras premium ini adalah negara-negara di Asia Tenggara dan Jepang. Konon tiga importir sudah siap menampung beras Bulog. Belasan perusahaan juga siap menjadi pemasok Bulog.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News