kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Demi ekonomi Indonesia yang lebih baik di 2022, UOB sarankan dorong sektor UMKM


Rabu, 15 September 2021 / 15:00 WIB
Demi ekonomi Indonesia yang lebih baik di 2022, UOB sarankan dorong sektor UMKM
ILUSTRASI. Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank UOB Indonesia memperkirakan, perekonomian Indonesia akan tumbuh meningkat menjadi 5% pada 2022, seiring dengan upaya pemerintah terus melanjutkan reformasi struktural, menciptakan aliran pendapatan komoditas yang berkelanjutan, memanfaatkan konsumsi domestik yang kuat, serta memanfaatkan konektivitas dengan rantai nilai global.

Ekonom PT Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja mengatakan, faktor pendorong utama meningkatnya pertumbuhan ekonomi adalah dengan mendorong sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ia menuturkan UMUM merupakan kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan lebih dari 97% dari total tenaga kerja produktif.

“Akan tetapi saat ini UMKM tengah menghadapi kendala dalam melayani kebutuhan dan preferensi konsumsi masyarakat Indonesia yang jumlahnya terus meningkat,” katanya dalam dalam acara UOB Economic Outlook 2022, Rabu, (15/9).

Baca Juga: Ekonom OUB prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5% di 2022

Selain itu, Enrico mengatakan bahwa UMKM Indonesia perlu melakukan reformasi di tiga bidang strategis agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian dan mencatatkan kemajuan yang berarti.

Bidang-bidang tersebut antara lain dengan meningkatkan digitalisasi, akses kredit dan kolaborasi dengan perusahaan besar di dalam dan di luar Indonesia. Menurut Enrico, pandemi Covid-19 telah mempercepat digitalisasi di Indonesia. Akan tetapi, kecepatan digitalisasi di kalangan UMKM masih lambat.

Berdasarkan data UOB, hanya sekitar 15% UMKM di tanah air yang telah mendigitalisasikan usaha mereka karena sumber daya yang terbatas serta kurangnya literasi digital atau kepercayaan digital. Dalam hal akses terhadap kredit, persentase pinjaman UMKM dalam kaitannya dengan produk domestik bruto negara masih stagnan di sekitar 6,5% sejak satu dekade lalu. 

Di sisi lain, Dia menilai ekspor UMKM juga masih kecil, hanya 15,7% dari total ekspor Indonesia. “Melalui inovasi dan transformasi digital serta dengan fleksibilitas keuangan yang lebih besar, UMKM diharapkan dapat mengepakkan sayap di dunia internasional dan membantu meningkatkan ekspor bersih Indonesia serta menarik lebih banyak investor asing seiring dengan waktu,” pungkasnya,

Selanjutnya: Menko Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi 5,2% di 2022, ini alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×