kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Defisit transaksi berjalan 2016 membaik dari 2015


Jumat, 10 Februari 2017 / 18:54 WIB
Defisit transaksi berjalan 2016 membaik dari 2015


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sepanjang 2016 sebesar US$ 16,3 miliar atau 1,8% dari produk domestik bruto (PDB). Capaian itu lebih baik dibanding tahun 2015 yang tercatat defisit US$ 17,5 miliar atau 2% dari PDB.

Berkurangnya CAD didorong oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa. Surplus neraca perdagangan 2016 tercatat meningkat menjadi US$ 8,78 miliar, jauh lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang tercatat hanya US% 7,67 miliar. Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus tersebut menjadi surplus tertinggi sejak lima tahun terakhir.

Meski demikian, besarnya surplus neraca perdagangan tersebut disebabkan oleh penurunan impor yang sebesar 4,94% YoY. Angka itu lebih dalam dibanding penurunan ekspor yang sebesar 3,93% YoY.

Tak hanya itu, perbaikan CAD tersebut juga terjadi karena defisit neraca perdagangan jasa juga yang membaik sejalan dengan penurunan impor barang.

Perbaikan CAD tahun lalu, terutama disebabkan oleh perbaikan CAD kuartal keempat 2016 yang tercatat sebesar US$ 1,8 miliar atau 0,8% dari PDB. Angka ini menjadi CAD terendah dibanding kuartal-kuartal sebelumnya.

Tak hanya itu, BI juga mencatat surplus transaksi modal dan finansial tahun 2016 sebesar US$ 29,2 miliar. Angka itu meningkat signifikan dari tahun sebelumnya US$ 16,8 miliar.

Peningkatan surplus transaksi modal dan finansial terutama didorong oleh kenaikan surplus investasi langsung dan investasi portofolio. Tak hanya itu, defisit investasi lainnya juga menurun.

"Hal itu sejalan dengan masih baiknya persepsi pelaku ekonomi terhadap perekonomian domestik dan implementasi program pengampunan pajak yang berjalan dengan baik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resminya, Jumat (10/2).

Dengan perbaikan CAD dan peningkatan surplus transaksi modal dan finansial itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2016 tercatat surplus US$ 12,1 miliar setelah mengalami defisit US$ 1,1 miliar pada tahun 2015. Peningkatan NPI tersebut juga sejalan dengan peningkatan cadangan devisa (cadev) dari US$ 105,9 miliar pada akhir tahun 2015 menjadi US$ 116,4 miliar pada akhir tahun 2016.

Perbaikan CAD tersebut meleset dari proyeksi Ekonom Maybank Indonesia Juniman. Sebab ia memperkirakan CAD kuartal keempat tahun ini sekitar US$ 2-US$ 3,3 miliar atau 1,3% dari produk domestik bruto (PDB). Dengan demikian, CAD sepanjang tahun ini berada di level 1,84% dari PDB, lebih baik dari tahun lalu.

Setelah membaik, Juniman memproyeksi CAD kuartal pertama tahun ini kembali meningkat menjadi 1,8% dari PDB. Sebab, kinerja ekspor diperkirakan tertekan, sementara impor tetap berjalan.

"Ekspor tertahan karena konsentrat belum juga bisa ekpsor karena aturan bea keluar konsentrat. Freeport belum bisa ekspor sejak pertengahan januari," kata Juniman.

Meski meningkat, ia memperkirakan NPI kuartal pertama tahun ini masih akan mencatat surplus karena masih adanya arus modal asing yang masuk (capital inflow), tertutama dipengaruhi oleh penerbitan global sukuk US$ 2,5 miliar bulan lalu.

"Kami perkirakan NPI surplus sekitar US$ 2,5 miliar sehingga cadangan devisa agak naik menjadi sekitar US$ 118,5 miliar pada akhir Maret nanti dari US$ 116,4 miliar pada akhir tahun lalu," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×