kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,20   -15,29   -1.66%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Defisit NPI dan CAD menyempit, begini kata ekonom Bank Permata


Minggu, 10 November 2019 / 18:02 WIB
Defisit NPI dan CAD menyempit, begini kata ekonom Bank Permata


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III-2019 menyempit menjadi US$ 46 juta, dari kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 2,0 miliar.

Menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, penurunan defisit neraca pembayaran didorong oleh penurunan impor migas seiring penurunan volume impor BBM sejalan dengan penggunaan B20.

Demikian juga dengan penurunan defisit neraca transaksi berjalan atau currenct account deficit (CAD) yang tercatat sebesar US$ 7,7 miliar atau 2,7% dari PDB, lebih rendah dari kuartal II-2019 yang sebesar US$ 8,2 miliar atau 2,9% dari PDB.

Baca Juga: Defisit neraca transaksi berjalan (CAD) kuartal III membaik yakni 2,7% dari PDB

Penyempitan CAD didorong oleh peningkatan surplus neraca barang serta penurunan defisit pendapatan primer. Peningkatan surplus neraca barang terindikasi dari penurunan defisit perdagangan pada periode Juli 2019 - September 2019 menjadi US$ 112 juta dari kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 1,77 miliar.

"Defisit neraca pendapatan primer tercatat menurun seiring dengan turunnya pembayaran dividen terkait investasi portofolio kepada non-residen," kata Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (10/11).

Josua juga menyoroti tentang defisit neraca jasa yang cenderung meningkat. Menurutnya, ini disebabkan oleh peningkatan jasa freight sejalan dengan kenaikan impor non minyak dan migas (non-migas) sepanjang kuartal III tahun 2018.

Sementara pendapatan sekunder masih surplus, tetapi cenderung menyusut dari periode Juli 2019 - September 2019 seiring dengan meningkatnya pembayaran remitansi tenaga kerja asing (TKA).

Di tengah penurunan defisit CAD, surplus neraca transaksi finansial dan modal cenderung meningkat dibanding kuartal sebelumnya. Menurut Josua, surplus neraca transaksi finansial ini ditopang oleh aliran masuk investasi portofolio meski realisasi investasi langsung cenderung menurun.

Baca Juga: BI: Dana asing masuk, defisit NPI kuartal III 2019 lebih kecil dari kuartal II 2019

"Penurunan investasi langsung ini disebabkan oleh masih adanya perlambatan ekonomi global," tambah Josua.

Untuk menjaga stabilitas perekonomian dan menjaga kondisi CAD, Josua mengimbau pemerintah untuk mendorong ekspor produk manufaktur yang berpotensi untuk meningkatkan kinerja ekspor yang memberi nilai tambah yang besar.

Di saat yang sama, pemerintah juga diimbau untuk terus menekan impor dengan melakukan pembatasan impor non-produktif, sehingga dapat menekan defisit neraca barang.

Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong industri perkapalan nasional untuk mempermudah logistik dalam kegiatan ekspor impor. "Sehingga ke depannya Indonesia bisa melakukan ekspor impor dengan menggunakan kapal nasional," kata Josua.

Terakhir, Indonesia juga bisa berharap lewat industri pariwisata nasional. Pemerintah saat ini sudah mengembangkan destinasi wisata baru selain Bali, dan itu yang dinilai Josua bisa menarik kunjungan wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia dan bisa menghasilkan devisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×