kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Defisit neraca perdagangan Desember 2019 tercatat US$ 28,2 juta


Rabu, 15 Januari 2020 / 11:45 WIB
Defisit neraca perdagangan Desember 2019 tercatat US$ 28,2 juta
ILUSTRASI. Kepala BPS dan jajarannya dalam paparan neraca dagang.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca dagang pada Desember 2019 masih mengalami defisit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca dagang pada bulan tersebut adalah sebesar US$ 0,03 miliar atau US$ 28,2 juta.

Meski defisit, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa ini jauh lebih rendah dibandingkan defisit pada bulan November 2019 yang sebesar US$ 1,39 miliar dan juga lebih rendah dari posisi defisit bulan Desember 2018 yang sebesar US$ 1,1 miliar.

Baca Juga: Neraca Dagang untuk Desember 2018 Diproyeksikan Defisit premium

"Defisit pada bulan tersebut salah satunya disebabkan oleh neraca minyak dan gas (migas) yang masih mengalami defisit meski neraca non migas masih mengalami surplus," ujar Suhariyanto, Rabu (15/1) di Jakarta.

Dengan capaian tersebut, BPS mencatat neraca perdagangan sepanjang tahun 2019 juga mengalami defisit sebesar US$ 3,2 miliar. Defisit ini pun lebih kecil dibandingkan sepanjang tahun 2018

Suhariyanto menuturkan masih defisitnya neraca dagang pada sepanjang tahun 2019 ini disebabkan oleh neraca dagang migas yang masih mengalami defisit sebesar US$ 9,3 miliar. Hal ini masih dipengaruhi oleh hasil minyak. Meski begitu, neraca dagang nonmigas masih tercatat surplus.

Baca Juga: Neraca Dagang diperkirakan Masih Defisit, Rupiah Hari Ini (15/1) Bisa Terancam premium

Untuk ke depannya, Suhariyanto berharap agar ekspor dan impor bisa terkendali. "Sehingga akhirnya kita bisa mencapai neraca dagang yang surplus seperti yang kita harapkan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×