Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Development Bank of Singapore (DBS) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2019 di kisaran 5,2%. Utamanya didorong oleh konsumsi karena adanya Pemilu legislatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada bulan April 2019.
"Pemilihan ini menjadi pendorong pertumbuhan dari sisi konsumsi," ungkap DBS dalam laporan tertulisnya, Kamis (6/12).
Proyek pembangunan infrastruktur pemerintah juga menjadi pendorongnya. Selain itu upaya kepatuhan pajak yang meningkat mempengaruhi pendapatan yang dibelanjakan, sehingga pertumbuhan konsumsi cukup kuat. Hal ini didorong inflasi yang stabil.
Hambatan terbesar pertumbuhan berasal dari neraca perdagangan. Sebagai importir minyak mentah, harga minyak yang lebih tinggi telah memperluas defisit transaksi berjalan. Sementara, secara bersamaan harga komoditas untuk ekspor Indonesia melunak.
"Di luar masalah siklus ini, defisit transaksi berjalan juga masih bertahan selama kesenjangan saving investment tetap negatif," ungkapnya.
Investasi swasta diduga akan tetap kuat pada tahun 2019. Adanya jaminan simpanan (order book backlog) yang solid dari BUMN, menjamin stabilitas investasi publik tahun depan. Selain itu perilaku wait and see investor swasta akan berjalan normal selama masa pemilihan.
Upaya berkelanjutan pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi juga diprediksi mulai berdampak. Misalnya, tax holiday dan relaksasi daftar negatif investasi (DNI).
Dengan kondisi tersebut, DBS memprediksi inflasi mungkin di kisaran 4% pada tahun 2019. Hal ini memungkinkan kebijakan Bank Indonesia (BI) tetap dovish.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
