CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Daya saing infrastruktur masih tertinggal, Sri Mulyani gelisah


Kamis, 28 Maret 2019 / 12:54 WIB
Daya saing infrastruktur masih tertinggal, Sri Mulyani gelisah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui daya saing Indonesia secara global masih terbilang rendah. Dalam aspek infrastruktur, Indonesia masih jauh kalah saing dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

"Menurut Global Competitiveness Index, infrastruktur Malaysia itu ranking ke-30 sementara kita (Indonesia) ranking ke-71," kata Sri Mulyani saat menghadiri acara acara Dasabakti PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI), Kamis (28/3).

Di satu sisi, Sri Mulyani mengapresiasi capaian PT SMI dalam mengakselerasi pembangunan infrastruktur di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir. Perusahaan yang merupakan salah satu special mission vehicles (SMV) Kementerian Keuangan tersebut mencatat kontribusi pada sebanyak 261 proyek infrastruktur senilai Rp 1.151,8 triliun.

Namun, Sri Mulyani berpesan agar PT SMI tak cepat berpuas. Sebab, kebutuhan pembangunan infrastruktur Indonesia masih sangat besar yaitu sebesar Rp 4.796,2 triliun jika mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

"Indonesia masih butuh banyak sekali tangan dan keringat Anda untuk terus membangun dan menjadi solusi. Peliharalah kegelisahan yang cukup di hati dan pikiran Anda. Kegelisahan untuk berbuat, kegelisahan yang konstruktif," kata Sri Mulyani.

Meskipun pemerintah mulai menggeser fokus pada pembangunan sumber daya manusia mulai tahun ini, Sri Mulyani menegaskan peran PT SMI tetap penting untuk mendorong keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Terutama pembangunan sarana yang dapat mendukung pembangunan sosial seperti sektor kesehatan dan pendidikan.

Senada, Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini juga bertekad meningkatkan diversifikasi pembangunan infrastruktur ke sektor sosial ke depan.

"Misalnya angka stunting yang menjadi masalah utama di Indonesia saat ini, itu ternyata berawal dari persoalan sanitasi. Bicara sanitasi berarti bicara ketersediaan infrastruktur dasar air bersih. Kami menggodok strategi untuk bisa mengatasi masalah tersebut," terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×