Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Usaha pemerintah menurunkan bunga kredit melalui pembatasan suku bunga deposito berpotensi menimbulkan efek negatif. Dana asing di pasar keuangan Indonesia bisa keluar karena turunnya bunga perbankan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku tidak cemas investasi asing akan surut. Sebab, yang akan terkena dampaknya hanya investasi dalam bentuk hot money di pasar portofilo.
Selama investasi yang masuk melalui Foreign Direct Investment (FDI) tidak berkurang, Darmin menganggap hal itu bukan masalah besar. "Kalau FDI tidak perlu khawatir karena kalau sudah masuk akan menjadi aset, tidak bisa di bawa keluar," kata Darmin, Rabu (2/3) di Jakarta.
Berbeda dengan investasi di portofolio yang bisa saja dalam sekejap lari jika ada sentimen ekonomi berubah. Namun, bukan berarti pemerintah 100% tidak mempermasalahkan itu.
Sebab, jika hot money dalam sekejap ludes di pasar, maka pasar keuangan, pasar obligasi dan saham akan bergejolak. Untuk itu, pemerintah akan mendorong financial inclusion dan pendalaman pasar keuangan.
Agar investasi di portofolio dalam negeri semakin menarik dan menguntungkan dengan tingkat bunga yang turun. Selain itu, penurunan bunga juga akan disesuaikan dengan tingkat yang tepat.
Data Bank Indonesia menyebutkan sepanjang Januari 2016 jumlah hot money yang masuk sebesar US$ 1.134 juta, yang tersebar di pasar saham sebsanyak US$ -167 juta, dan pasar Surat Utang Negara (SUN) US$ 1.301 juta. Sedangkan pada bulan Februari hingga tanggal 12 Februari sudah mencapai US$ 991 juta, yang terdiri dari di pasar saham US$ 282 juta, pasar SUN US$ 702 juta dan SBI US$ 7 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News