Reporter: Patricius Dewo | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pelemahan rupiah ke level Rp 14.700 per dollar yang terjadi saat ini diakibatkan oleh tekanan eksternal, seperti anjloknya mata uang Argentina. Ini terlihat dari pelemahan mata uang lain di Asia Tenggara dan negara berkembang lainnya.
"Kalau lihat Malaysia dan Thailand, biasanya hampir tidak ada tekanan. Tetapi kemarin mereka juga melemah mata. Semua negara di kawasan ini mengalami itu, ini juga jadi surprise karena Argentina barusan dapat bantuan dana dari IMF US$ 50 miliar, seharusnya mereka bisa survive," ujar Darmin. Jumat (31/8).
Selanjutnya, Darmin bilang bahwa dampak dari gejolak nilai tukar di Argentina tersebut tidak akan berpengaruh besar pada Indonesia dibandingkan dengan dampak dari pelemahan mata uang Turki yang dulu. Pasalnya, hubungan Indonesia dengan negara Amerika Latin khususnya Argentina tidak terlalu dekat dibandingkan dengan Turki.
Ia juga bilang, kalau ke depannya nilai tukar rupiah hanya akan mengalami sedikit gejolak yang diakibatkan oleh adanya normalisasi kebijakan moneter dari Amerika Serikat yaitu kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan naik sampai 1,5% sampai tahun 2019.
"Tentu kita harus punya langkah untuk ikuti itu, tidak bisa kita bilang tidak mau. Itu berarti kita akan terkena dampaknya, sebagian di mana, di kurs, di tingkat bunga, di inflasi, mungkin juga lama-lama inflasi kita terpengaruh dari imported inflation," kata Darmin.
Terakhir, Darmin menegaskan bahwa tekanan terhadap rupiah yang terjadi sepenuhnya diakibatkan oleh tekanan eksternal, " Tidak ada tekanan internal, masalahnya masih di tekanan eksternal."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News