Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution melihat momentum penguatan rupiah sebagai dampak dari kondisi politik di Amerika Serikat.
Dimana, di Negeri Paman Sam tersebut partai Demokrat memenangkan Pemilu sela yang diadakan Rabu (7/11).
"Karena di AS ya house of representative-nya dimenangkan oleh Demokrat. Boleh jadi kebijakam Trump akan direm. Ini semua spekulasi. Ya, jadi arahnya pada saatnya akan balik ke fundamental-nya," ungkap Darmin, Rabu (7/11) malam.
Namun, Darmin juga mengatakan ini terkait fundamental negara. Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 tercatat 5,17% dan inflasi 0,28%. Hal ini juga berdampak pada cadangan devisa yang meningkat.
Kondisi kenaikan terjadi karena banyak investor yang mulai masuk ke Tanah Air tanpa intervensi dari Bank Indonesia (BI). "Seminggu ini BI gak intervensi, malah ada dana yang masuk sudah," ungkapnya.
Darmin juga mengatakan dunia mulai jenuh dengan spekuliasi euphoria perang dagang. Meskipun tetap ada ketakutan, namun menurutnya, banyak yang kembali sadar bahwa kondisi ini tidak akan berlangsung lama.
"Sebenarnya itu ini semuanya karena euphoria dunia yang bilang begini begitu, perang dagang akan begini. Ya ada yang takut, ya tergilir lah. Tapi kemudian ada yang melihat, ini terlalu jauh, terlambat datang, dapat untung banyak nih," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News