Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BOGOR. Pemerintah akan memperbaiki pengelolaan dana abadi pendidikan yang saat ini dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Perbaikan pengelolaan akan dilakukan terhadap beberapa aspek; penerima bea siswa, program studi negara tujuan serta universitas.
Sri Mulyani, Menteri Keuangan mengatakan, evaluasi dilakukan terkait arahan Presiden Joko Widodo. "Jadi nanti akan diubah menjadi dana abadi pendidikan," katanya di Komplek Istana Bogor, Rabu (27/12).
Presiden Joko Widodo dalam pengantar Rapat Terbatas tentang Dana Abadi Pendidikan meminta pengelolaan dana abadi pendidikan diperbaiki. Perbaikan pengelolaan pertama mulai dari proses rekrutmen penerima bea siswa yang didanai dengan dana tersebut.
Jokowi ingin ke depan penerima bea siswa tersebut, dipilih dengan memperhatikan kemajemukan Indonesia. Dia ingin putra putri Indonesia terbaik dari seluruh wilayah bisa menikmati bea siswa tersebut.
Perbaikan kedua, dia minta dilakukan terhadap bidang studi. Dia ingin, bidang studi penerima bea siswa dana abadi pendidikan tidak diberikan secara asal, tapi dipilih berdasarkan kebutuhan Indonesia di masa yang akan datang.
"Jangan asal mengirim ke luar negeri. Harus ada pemetaan di bidang strategis apa yang kita Sekarang ini tertinggal," katanya.
Perbaikan ketiga, terhadap penempatan negara bagi penerima mahasiswa. Jokowi meminta agar ke depan negara tempat belajar penerima bea siswa tidak mengelompok di satu negara tertentu saja.
Jokowi mengatakan, ke depan negara tujuan tempat belajar harus memiliki keunggulan dan manfaat untuk pembangunan Indonesia ke depan.
Selain perbaikan tersebut, Jokowi juga ingin ke depan dana abadi pendidikan bisa dimanfaatkan untuk penelitian. "Baik untuk pangan, energi, maupun pengembangan digital ekonomi," katanya.
Jokowi selain itu juga minta agar dana abadi pendidikan bisa dimanfaatkan untuk peningkatan keterampilan.
"Saya minta dikalkulasi jika program beasiswa bisa diberikan kepada para pekerja untuk meningkatkan keterampilannya sehingga mereka menjadi lebih profesional yang memiliki keahlian," katanya.
Sri mengatakan, penerimaam beasiswa yang dibiayai dengan dana abadi pendidikan selama ini memang belum fokus. Pelamar beasiswa biasanya berinisiatif mendaftar sendiri dengan pilihan program studi yang fleksibel.
"Kriteria penerima juga tidak fokus ke apakah ini akan bangun sumber daya manusia di bidang pembuatan kebijakan, TNI, Polri, Pendidik atau apa," katanya.
Selain itu, negara tujuan studi juga belum seimbang. Selama ini, kebanyakan penerima beasiswa belajar di Inggris, Belanda, Australia, Jepang dan Amerika.
Sri Mulyani mengatakan, semua kekurangan tersebut akan diperbaiki. Hitung- hitungan rinci soal perbaikan yang dilakukan, akan dimatangkan dalam dua pekan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News