CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.879   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.138   -76,78   -1,06%
  • KOMPAS100 1.092   -10,79   -0,98%
  • LQ45 871   -4,60   -0,53%
  • ISSI 215   -3,27   -1,50%
  • IDX30 446   -1,85   -0,41%
  • IDXHIDIV20 539   -0,34   -0,06%
  • IDX80 125   -1,33   -1,05%
  • IDXV30 135   -0,56   -0,41%
  • IDXQ30 149   -0,34   -0,23%

Dampak corona merembet kemana-mana, pengusaha minta insentif tak hanya ke pariwisata


Minggu, 01 Maret 2020 / 20:52 WIB
Dampak corona merembet kemana-mana, pengusaha minta insentif tak hanya ke pariwisata
ILUSTRASI. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta W. Kamdani di gedung Kadin, Selasa (19/11/2019). Dampak negatif dari penyebaran virus corona diramal akan menyebar ke berbagai sektor usaha di Indonesia. Kon


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak virus korona (COVID-19) menjalar ke seluruh sektor usaha. Bila sebelumnya diprediksi menghantam pariwisata, dampak kali ini dinilai lebih besar dari hal tersebut. Salah satu sektor yang ikut terkena imbas arah sektor manufaktur.

"Saat ini dampak negatif tersebut sudah menjalar ke industri manufaktur karena masalah disrupsi supply chain," ujar Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (1/3).

Baca Juga: Ekonom ini memperkirakan BI masih akan lanjutkan intervensi untuk menjaga rupiah

Gangguan pada rantai pasok tersebut ada pada keterlambatan pengiriman. Selain itu, gangguan tersebut juga membuat kelangkaan pada bahan baku yang berasal dari China.

China merupakan wilayah yang paling terdampak pada penyebaran COVID-19. Oleh karena itu pengiriman ke Indonesia pun menjadi terganggu. Kelangkaan tersebut akan membuat harga bahan baku semakin tinggi meski pun terjadi pengalihan.

Oleh karena itu Shinta bilang dapat membebani keuangan perusahaan. "Perusahaan bisa tutup dan ini bisa men-trigger krisis kalau terjadi secara luas," terang Shinta.

Shinta bilang sebelumnya upaya mendongkrak konsumsi sudah cukup baik. Namun, melihat kondisi penyebaran yang semakin meluas hal itu dinilai tidak lagi relevan. Kebijakan bagi arus kas perusahaan sangat penting untuk menjaga stabilitas. Salah satunya adalah dengan cara mempermudah restrukturisasi utang.

Baca Juga: Mantan ekonom Trump: Virus corona bisa memicu resesi global!

Selain itu kebijakan relaksasi dalam impor barang modal, bahan baku, dan bahan pendukung pun harus dipertimbangkan. Seluruhnya harus dimudahkan selama rantai pasok kacau. "Ini perlu dilakukan segera karena kondisi shortage of supply-nya sudah terjadi," jelas Shinta.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×