Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum genap dua bulan menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir terus melakukan gebrakan demi gebrakan. Bongkar pasang pejabat sudah seringkali dia lakukan.
Tercatat, pengusaha media ini sudah beberapa kali merombak pejabat eselon I di kementerian yang ia pimpin. Setali tiga uang, Erick juga mengutak-atik posisi direksi dan komisaris di sejumlah perusahaan pelat merah
Tak jarang, dalam beberapa kesempatan, Erick juga mengultimatum direksi sejumlah BUMN agar bekerja sesuai rencana strategis yang sudah ditetapkan.
Kompas.com merangkum beberapa gebrakan maupun peringatan Erick Thohir di lima perusahaan milik pemerintah sejak resmi menjabat Menteri BUMN mulai 23 Oktober lalu dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Baca Juga: Efisiensi, Erick Thohir larang BUMN bagikan suvenir saat RUPS
1. Pertamina
Keputusan Erick Thohir mengangkat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), bisa jadi sebagai kebijakan paling kontroversialnya lantaran status Ahok sebagai mantan napi.
Pertimbangan Erick menunjuk Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina didasari atas pertimbangan penguatan pengawasan. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini dinilai punya kemampuan mumpuni memelototi kinerja perseroan.
Selain itu, Erick Thohir juga menunjuk eks Direktur Utama Inalum sebagai Wakil Komisaris Utama Pertamina mendampingi Ahok. “Diharapkan Pak Ahok awasi direksi untuk percepatan kinerja Pertamina,” kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Baca Juga: Erick Thohir akan memperbaiki Holding BUMN bentukan Rini Soemarno
Tak hanya mengutak-atik pejabat Pertamina, Erick Thohir ingin mengubah lanskap bisnis Pertamina. Dia mengundang swasta ikut terlibat dalam produksi dan distribusi avtur. Selama ini, penyediaan bahan bakar pesawat ini hanya dimonopoli Pertamina.
"Saya rasa begini, Pertamina bisa produksi avtur. Nah, kalau swasta yang produksi avtur, ya, welcome saja. Yang tidak boleh (pihak swasta) cuma minta lisensi impor,” ujar Erick.
2. Garuda Indonesia
Erick Thohir mengaku cukup kesal dengan kinerja PT Garuda Indonesia Tbk. Maskapai nasional ini banyak membentuk anak usaha yang tak sesuai dengan bisnis intinya.
Banyak bisnis Garuda Indonesia saling tumpang tindih dengan BUMN lain. Ke depan, Erick ingin memperketat pembentukan anak usaha baru perusahaan negara.
"Kemarin saya review Garuda. (Anak usaha) Gapura yang namannya management handling itu enggak usah di Garuda. Lebih baik di AP (Angkasa Pura) saja yang manage (perusahaan) itu. Kenapa harus ada overlaping yang akhirnya kontraproduktif,” kata Erick.
Baca Juga: Erick Thohir berhentikan semua direksi Garuda yang terlibat penyelundupan Harley
Tak sampai di situ saja, dalam kasus lain, mantan pemilik Inter Milan ini juga mencopot direksi yang terlibat dalam kasus temuan spare part Harley Davidson dan sepeda Brompton di pesawat baru Garuda Indonesia.
"Dengan itu, saya akan memberhentikan Saudara Direktur Utama Garuda dan tentu proses ini kami, karena Garuda adalah perusahaan publik, akan ada prosedur lainnya," ujar Erick.