kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

CSIS: Reshuffle bisa jadi bumerang buat Jokowi


Selasa, 12 September 2017 / 17:56 WIB
CSIS: Reshuffle bisa jadi bumerang buat Jokowi


Reporter: Cecylia Rura | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Dalam hasil survei yang baru dirilis Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dengan tema Tiga Tahun Jokowi: Kenaikan Elektoral & Kepuasan Publik, tingkat kepuasan publik terhadap bidang maritim mendapatkan perhatian karena mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.

Di tahun 2015 kepuasan responden mencapai 59,4%, lalu di tahun 2016 sebesar 63,9%, kemudian di tahun 2017 menjadi 75,5%.

Meski demikian, peningkatan terhadap kepuasan publik di bidang ekonomi juga tak bisa di padang sebelah mata. Memang, pada dua tahun terakhir angka kepuasan kurang dari 50%, namun di tahun 2017 mampu mencapai 56,9%.

"Dibandingkan dengan bidang hukum dan maritim, memang kepuasan publik di bidang ekonomi masih tertatih-tatih. Pada tahun pertama dan kedua itu memang menjadi ujian terbesar bagi pemerintahan Jokowi," kata Arya Fernandes, perwakilan dari CSIS, Selasa (12/9).

Oleh karena itu, dua reshuffle yang dilakukan oleh Jokowi menjadi titik tekan bagi kementerian di bidang ekonomi. Menurutnya, Jokowi memang sadar betul bahwa bila ekonomi publik terganggu akan mempengaruhi tingkat kepuasan dan pemilihan publik terhadap pemerintahan.

"Artinya, ekonomi juga menjadi penyumbang yang cukup besar bagi pemilihan dan kepuasan publik terhadap pemerintahan," kata Arya.

Untuk itu, dari perspektif Arya, Presiden Jokowi di tahun ketiga ini jika akan melakukan reshuffle pasti sangat hati-hati setelah sebelumnya telah melakukan dua kali reshuffle.

"Bila salah langkah, reshuffle akan menjadi bumerang bagi presiden, dan partai-partai akan mendapatkan angin kalau ada kesalahan dari proses reshuffle," lanjut Arya.

Mengingat tahun 2019 menjadi tahun terakhir Jokowi, reshuffle di tahun keempat bisa menjadi sangat berisiko mengingat akan banyak sekali agenda yang akan dihadapi seperti ASEAN Games dan Pemilu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×