Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah disarankan tidak hanya mengandalkan sektor hilirisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.
Ekonom Center of Reform on Economic atau CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, selain mendorong sektor hilirisasi, pemerintah harus memperhatikan sub sektor industri manufaktur lain yang masih menjadi penopang utama pertumbuhan industri manufaktur.
“Misalnya subsektor makanan dan minuman ataupun subsektor tekstil dan produk turunannya,” tutur Yusuf kepada Kontan, Jumat (31/1).
Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau BKPM menargetkan investasi sebesar Rp 1.905,6 triliun. Dari target tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5,3%, lebih tinggi dari target dalam asumsi ekonomi makro APBN 2025.
Baca Juga: PT PAL Indonesia Raih Kontrak On-Hand Rp 42,32 triliun
Yusuf juga menambahkan, untuk mencapai target investasi dan pertumbuhan ekonomi tersebut, tidak bisa hanya mengandalkan investasi dari produk pertambangan, tetapi juga realisasi investasi dari subsektor industri manufaktur lain seperti makanan dan minuman.
Adapun pemerintah menargetkan investasi dengan total sebesar Rp 13.032,8 triliun dalam lima tahun ke depan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 mendatang.
Menurutnya, untuk mencapai target tersebut tidaklah mudah, karena terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dan kebijakan perekonomiannya, telah mengubah peta perekonomian global dalam lima tahun ke depan, utamanya terkait investasi untuk negara-negara berkembang.
Baca Juga: Punya Efek Pengganda, Pemerintah Didesak Lindungi Industri Kretek Nasional
Selanjutnya: Apresiasi Public Relation di Era Digital, Warta Ekonomi Gelar IPRA 2025
Menarik Dibaca: Hujan Turun di Mana? Ini Ramalan Cuaca Besok (1/2) di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News