kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China tawarkan kereta cepat untung di tahun ke-5


Senin, 10 Agustus 2015 / 19:48 WIB
China tawarkan kereta cepat untung di tahun ke-5


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah China sudah menyerahkan hasil uji kelayakan alias feasibility study (FS) proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Dokumen FS disampaikan langsung oleh Menteri Komisi Pembangunan dan Reformasi Republik Rakyat Tiongkok (NDRC) Xu Shaoshi kepada presiden Joko Widodo.

Usai menyerahkan dokumen hasil studi kelayakan, Xu mengatakan, proyek tersebut sangat menguntungkan bagi kedua negara. Menurut hitung-hitungan Xu, proyek ini bisa menghasilkan keuntungan pada tahun kelima setelah beroperasi.

Itu sudah termasuk pembangunan jembatan yang rasionya terhadap terowongan sebesar 62%, serta delapan stasiun pemberhentian.

Hanya saja, Xu tidak bilang berapa nilai investasi yang diperlukan untuk membangun proyek kereta api cepat sepanjang 150 kilometer tersebut. "Kami memberikan harga paket finansial yang lebih kompetitif," kata orang nomor satu di badan perencanaan ekonomi China tersebut, Senin (10/8) di Istana Negara, Jakarta.

Dalam hasil kajiannya, proyek ini bisa selesai dalam waktu tiga tahun. Oleh karena itu, jika mulai dilaksanakan tahun ini, Indonesia akan memiliki kereta api berkecepatan 350 km/jam pada tahun 2018 nanti. 

Selain menyerahkan hasil FS, pemerintah China juga menyampaikan proposal tambahan. Dalam proposalnya, China mengusulkan pembangunan proyek dengan pendirian usaha patungan atau joint venture.

Perusahaan patungan ini secara bersama akan terlibat dalam rancangan, konstruksi, pengelolaan, perawatan, perlengkapan hingga pelatihan. Teknisnya, baik pemerintah Indonesia dan China akan menyiapkan perusahaan konsorsium.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengaku, pemerintah belum memutuskan akan menerima proposal China. Sebab, pemerintah akan membandingkan antara China dan Jepang yang juga sudah menyerahkan proposalnya.

Untuk memutuskan proposal mana yang akan diterima, pemerintah menunjuk konsultan Independen. Saat ini ada 11 konsultan independen yang sudah mengajukan kepada pemerintah. "Kita tunjuk konsultan minggu ini," kata Sofyan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×