kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Chatib Basri Ungkap Pandemi Covid-19 Beri Pelajaran ke Banyak Negara


Kamis, 13 Januari 2022 / 21:29 WIB
Chatib Basri Ungkap Pandemi Covid-19 Beri Pelajaran ke Banyak Negara
ILUSTRASI. Mantan Menteri Keuangan M Chatib Basri


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, membuat banyak negara memetik pembelajaran berharga. Salah satunya, membangun permintaan domestik.

Mantan menteri keuangan Chatib Basri mengatakan, negara-negara di dunia kini belajar bahwa integrasi dengan negara lain yang kuat tidak serta merta mengamankan pertumbuhan ekonomi mereka.

“Pandemi Covid-19 dan juga perang dagang menyadarkan mereka kalau tergantung satu sama lain, justru tidak sehat. Karena kalau ada krisis di negara lain, maka akan ada dampak ke negara tersebut,” kata Chatib dalam Economic Outlook 2022 Mandiri Sekuritas, Rabu (12/1).

Pertumbuhan permintaan domestik sampai derajat tertentu sangat dibutuhkan. Kita boleh berbangga, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keistimewaan tersebut.

Baca Juga: Ekonomi Menggeliat, Inflasi Tahun Ini Diprediksi Naik Jadi 3,3%

Sehingga, pada waktu awal pandemi, meski terkontraksi 2,07% yoy pada 2020, kontraksi ini tidak setinggi negara-negara lainnya seperti Singapura yang kontraksinya tembus dua digit karena porsi terbesar pertumbuhannya adalah perdagangan internasional.

Namun, ia mengingatkan Indonesia tak boleh terlena. Pasalnya, ada kekurangan juga bila porsi terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia datang dari permintaan domestik.

Yaitu, pada saat global mulai pulih, maka Indonesia tidak akan mendapat dampak signifikan yang bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi. Buktinya, pada kuartal II-2021 saat pemulihan global terjadi, Indonesia hanya mampu tumbuh 7,07% yoy.

Sebaliknya, Singapura yang sempat keok, langsung bak mendapat durian runtuh dengan tumbuh melesat hingga 14,7% yoy pada kuartal II-2021.

“Jadi dalam konteks pemulihan, akan terjadi sebaliknya. Saat global pulih, Singapura lompat tinggi dan Indonesia hanya terbatas dampaknya,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×