kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Chatib Basri Beberkan Efek Kenaikan Bunga Deposito Valas Bikin Rupiah Jadi Loyo


Minggu, 28 September 2025 / 10:48 WIB
Chatib Basri Beberkan Efek Kenaikan Bunga Deposito Valas Bikin Rupiah Jadi Loyo
ILUSTRASI. Ekonom Senior Sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai, dampak apabila bunga deposito dollar AS naik pada likuiditas rupiah, maka akan muncul insentif bagi deposan untuk mengalihkan aset dari rupiah ke dollar AS.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Empat bank pelat merah kompak mengerek bunga deposito valas dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) menjadi 4%.

Adapun, empat bank yang melakukan hal tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).

Ekonom Senior Sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai, dampak apabila bunga deposito dollar AS naik pada likuiditas rupiah, maka akan muncul insentif bagi deposan untuk mengalihkan aset dari rupiah ke dollar AS.

“Akibatnya, terjadi permintaan lebih besar atas dollar AS, masyarakat/korporasi menukar rupiah ke dolar. Konsekuensinya, likuiditas rupiah di pasar menurun karena rupiah keluar dari sistem perbankan (ditukar ke dollar),” tulis Chatip dalam postingan akun X @ChatibBasri pada Kamis (15/9/2025).

Baca Juga: Bunga Deposito Valas Bank Himbara Naik, Bank Swasta Lihat Perkembangan

Dari sisi makro, Chatib menilai, kebijakan menaikkan bunga deposito tersebut bisa menimbulkan pengetatan likuiditas rupiah di pasar uang domestik, sehingga suku bunga pasar rupiah bisa naik.

Kemudian, dampaknya terhadap nilai tukar rupiah, ia menilai permintaan dollar AS akan meningkat karena deposito dollar AS lebih menarik, sehingga tekanan depresiasi rupiah cenderung muncul.

“Apalagi kalau selisih bunga dollar AS di Bank Indonesia dengan rupiah mengecil, investor mungkin melihat dollar AS lebih atraktif lebih aman, mengurangi risiko kurs. Hasilnya rupiah melemah terhadap dollar AS,” sebut Chatib.

Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah keteteran menghadapi mata uang dolar Amerika Serikat. Kurs rupiah pun tertekan terhadap dolar AS selama sepekan ini.

Merujuk data Bloomberg, Jumat (26/9/2025), kurs rupiah ditutup melemah 0,07% ke level Rp 16.738 per dolar AS. Selama sepekan, rupiah spot melempem 0,8%.

Meski demikian, Chatib menilai, apabila Bank Indonesia melakukan intervensi atau menaikkan bunga rupiah untuk menjaga daya tariknya, dampaknya bisa berbeda.

Lebih lanjut, ia juga melihat dengan kebijakan meningkatkan bunga deposito tersebut, dari sisi pendanaan, bank bisa mendapat tambahan dana dollar AS, sehingga deposito naik. Namun Chatib melihat, dampaknya bisa membuat dana dalam rupiah berkurang, karena nasabah mengalihakan dananya ke dollar AS.

Maka itu, Chatib menyebut, bank harus mengalurkan dollar AS tersebut, apabila permintaan kredit dalam dollar AS rendah, karena bisa menimbulkan ketidakcocokan.

Baca Juga: Bunga Deposito Valas Bank Himbara Naik, Pengamat Ingatkan Potensi Risikonya

Selain itu dari sisi risiko valas, bank juga dinilai berpotensi lebih terpapar ketidakcocokan antara kewajiban dollar AS dengan aset rupiah.

“Likuiditas sistem perbankan rupiah bisa mengetat, mendorong persaingan bunga deposito rupiah naik untuk mempertahankan dana rupiah,” ujarnya.

Selanjutnya: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas untuk Perdagangan Senin (29/9)

Menarik Dibaca: Cara Blokir Panggilan Tidak Dikenal di Android & iPhone, Lakukan Tips Mudah Ini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×