Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta para gubernur segera mengambil langkah detail untuk mengantisipasi arus mudik jelang Idul Fitri di tengah semakin meluasnya penularan virus corona yang mengakibatkan individu terjangkit Covid-19.
Menurut Tito, berkaitan dengan hal ini, sejumlah gubernur telah dia ingatkan secara langsung. "Saat (berkunjung) ke empat provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Selatan, saya sudah mengingatkan para gubernur untuk segera mengambil langkah-langkah detail di lapangan untuk antisipasi mudik jelang Lebaran," ujar Tito dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Kamis (26/3).
Baca Juga: Garuda Indonesia hentikan sementara penerbangan dari dan ke Papua
Menurut Tito, sejumlah pemerintah daerah telah mengeluarkan imbauan agar warganya menunda mudik untuk mengurangi risiko penularan Covid-19. Tito mengapresiasi langkah dan pendekatan pemda sebagaimana yang telah dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Pak Gubernur sudah mengimbau warganya untuk menunda mudik. Beliau pun sudah menjalin komunikasi dengan daerah sumber pemudik, seperti Jabodetabek dan Jawa Barat untuk menyosialisasi gerakan menunda mudik tahun ini," ucap dia.
Meski demikian, Tito mengakui bahwa dari sisi implementasi, langkah ini tidak akan secara total menghentikan arus mudik. "Tentu dalam tingkat implementasi, kita paham juga bahwa upaya tersebut tidak berarti akan mampu mencegah arus mudik secara total keseluruhan," kata Tito.
Sebelumnya, Tito mengaku menganjurkan pemerintah daerah bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam memperketat acara mudik bersama. Hal ini dilakukan untuk mencegah semakin meluasnya penularan virus corona.
Baca Juga: Beberapa emiten masih pertimbangkan untuk menunda RUPST
"Hal yang konkret yang dapat dilakukan bersama adalah pembatasan dengan superketat acara mudik bareng yang sudah menjadi tradisi tahunan selama ini," ujar Tito dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Kamis (26/3).
Berdasarkan data pemerintah, kata Tito, bila frekuensi program mudik bersama bisa dikurangi secara ketat, volume arus mudik dari Jabodetabek bisa ditekan. "Maka volume arus mudik dari kota-kota besar seperti Jabodetabek, yang merupakan epicentrum penyebaran Covid-19, akan dapat ditekan secara signifikan," kata Tito.
Menurut dia, pemerintah bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona saat ini sedang mempertimbangkan pembatasan secara ketat acara mudik bersama.
"Pertama, mudik bareng sangat identik dengan pengumpulan massa besar yang berdesakan, baik di saat pemberangkatan, di perjalanan hingga di tempat tujuan. Seperti kita tahu, mudik bareng cukup melelahkan dan pastinya mengakibatkan stamina ketahanan tubuh peserta mudik drastis drop dan berpotensi tertular Covid-19," tutur Tito.
Baca Juga: Kemenristek alokasikan anggaran Rp 20 miliar untuk penanganan corona
Kedua, kata dia, mempertimbangkan laporan riset WHO yang menyebutkan bahwa penularan Covid-19 sudah bersifat aerosol, yaitu transmisi lewat tumpangan partikel di udara.
"Otomatis mudik bareng, utamanya lewat moda transportasi darat, kereta api yang memakan waktu berjam-jam di perjalanan dengan kondisi sesak penumpang tentu menjadi ground field penularan Covid 19 secara masif," papar Tito.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cegah Penyebaran Covid-19, Mendagri Ingatkan Gubernur Segera Antisipasi Mudik"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News