kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cegah Covid-19 di pengungsian banjir bandang NTT, BNPB beri bantuan sewa Rp 500.000


Selasa, 06 April 2021 / 23:10 WIB
Cegah Covid-19 di pengungsian banjir bandang NTT, BNPB beri bantuan sewa Rp 500.000
ILUSTRASI. Rumah warga yang hancur akibat diterjang banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa (6/4/2021). BNPB akan berikan bantuan Rp 500.000 bagi warga untuk menyewa rumah. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/wpa/wsj.


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membuat skema baru bantuan bagi pengungsi banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT).

BNPB akan memberikan bantuan sebesar Rp 500.000 bagi tiap keluarga yang terdampak bencana dan menyebabkan rumah mereka mengalami rusak berat ataupun rusak sedang sehingga tidak bisa ditinggali lagi.

Akibat rumah yang terkena dampak bencana banjir bandang dan tidak bisa ditinggali ini membuat warga terpaksa mengungsi ke lokasi-lokasi pengungsian.

Penanganan pengungsi mengurangi risiko dengan memberikan dana hunian warga terdampak untuk menyewa Rp 500 per keluarga per bulan," kata Kepala BNPB Doni Monardo, dalam konfrensi pers daring Selasa (6/4) malam.

Karena itulah BNPB meminta pemerintah daerah segera membuat laporan terperinci mengenai siapa saja warga yang mengalami kerusakan rumah sehingga tidak bisa ditinggali lagi.

"Data harus akurat, meliputi nama, alamat rumah, nomor Kartu Tanda Penduduk atau Nomor Induk Kependudukan yang di serahkan kepada BNPB. Dari situ BNPB akan membantu Rp 500.000 per kepala keluarga per bulan," terang Doni.

Soal kapan bantuan ini akan diberikan oleh BNPB kepada pengungsi, Doni menegaskan kalau Pemda sudah bisa memberikan kepastian data dan para pengungsi ini bisa mendapatkan tempat tinggal di rumah keluarga, atau tempat lain yang bisa disewa maka bantuan akan diberikan.

Kebijakan baru ini bertujuan untuk  memutus mata rantai penularan virus corona Covid-19 di pengungsian. Sebab kerumunan di pengungsian harus dihindari, karena bisa menyebabkan terjadinya klaster penularan virus corona Covid-19.

Selain itu dalam upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona Covid-19, BNPB akan memisahkan kelompok rentan seperti orang tua dan warga dengan penyakit penyerta atau komorbid. Selain itu BNPB juga memisahkan pengungsi anak balita dan ibu hamil dengan kelompok muda agar tidak boleh tinggal di satu tempat pengungsian.

"BNPB akan mempercepat bantuan agar warga bisa menyewa rumah, apakah swa rumah saudara atau menumpang agar pengungsian sesedikit mungkin," terang Doni.

Menurut Doni Monardo jika melihat perkembangan Covid-19 di wilayah NTT mengalami peningkatan dalam tiga bulan terakhir. 

Kasus aktif di wilayah ini berada di atas kasus nasional dan angka kematian mencapai 2,71% dari kasus positif corona Covid-19 atau sama dengan angka kematian nasional.

"Secara umum naik signifikan setelah liburan Natal dan Tahun Baru. Padahal sebelumnya NTT sampai November 2020 memiliki kasus sangat rendah sekali, bahkan menjadi tes untuk pengendalian secara nasional," katanya.

Namun setelah liburan panjang perayaan Natal dan tahun baru, hampir semua Kabupaten dan Kota di NTT terdampak Covid-19

"Setelah kami pelajari, daerah yang saat ini bencana potensi tinggi meningkatkan kasus di NTT," terang mantan Danjen Kopassus ini

Untuk itu BNPB dan Kementerian Kesehatan telah menyalurkan bantuan masker orang dewasa dan anak anak di NTT. 
Selain itu swab rapid antigen telah di distribusikan ke seluruh kota di provinsi ini.

Sementara untuk melindungi para pengungsi, maka di pengungsian berlaku prosedur standar operasi (SOP) bagi pendatang wajib melakukan swab antigen. 

Hal ini agar masyarakat di pengungsian tetap terbebas dari virus corona Covid-19.  "Saat ada bantuan dari luar bisa saja menyebabkan penularan. Ini akan kami jaga, butuh kesungguhan dan kesabaran untuk melakukan langkah peningkatan terhadap protokol kesehatan," terang Doni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×