Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dikky Setiawan
Jakarta. Sejak kemarin Minggu (23/8), tiket kereta api yang disiapkan untuk menampung warga Jakarta yang mudik ke kampung halamannya telah ludes terjual. Melihat fenomena tersebut, Gubernur DKI Jakarta menilai soal adanya kemungkinan calo intelektual yang membuat ludes semua tiket. "Bisa jadi memang ada calo intelektual. Jadi masyarakat harus meningkatkan kewaspadaannya," ujar Fauzi di Balaikota (24/8).
Fauzi yang akrab disapa Foke ini menyebut lantaran menggunakan sistem pembelian online, tentu celah untuk terjadinya praktek pencaloan terbuka lebar. Dinamakan calo intelektual menurut Foke lantaran oknum tersebut mengerti dengan benar cara memanfaatkan internet untuk membajak tiket. Sementara itu, Kepala Humas PT Kareta Api Daerah Operasi (Daops) I Jakarta, Sugeng Priyono mengatakan PT Kereta Api telah membentuk sistem seketat mungkin untuk menghindari terjadinya praktek pencaloan. "Mkaanya dengan sistem online itu maksimum empat tiket yang boleh dipesan atas satu nama," jelasnya.
Menurutnya, memang sistem online laiknya sistem lain yang memang tetap terbuka celah, tapi "Pengawasan pihak masyarakat justru sangat diperlukan. Misalnya saja tidak memesan lewat calo," imbuhnya.
Sekadar catatan, tiket kereta api bisa dipesan 30 hari sebelum keberangkatan. Selain sistem online, tiket juga tersedia di beberapa stasiun kereta api, agen, Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan kantor pos. "Ada tiket di kantor pos juga supaya masyarakat tidak beli lewat calo di stasiun," timpalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News