Reporter: Adinda Ade Mustami, Amailia Putri Hasniawati | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Kebijakan Bank Sentral China atawa People's Bank of China (PBOC) yang kembali mendevaluasi atau melemahkan mata uang yuan membuat Bank Indonesia ketar-ketir.
Sebab kebijakan itu akan berimbas ke pasar domestik melalui pelemahan rupiah dan penurunan ekspor.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, berdasarkan kurs tengah BI kemarin (7/1), turun 0,5% ke level Rp 13.946.
BI berjanji menjaga stabilitas rupiah.
Salah satu amunisi BI untuk meredam gejolak rupiah, kata Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, adalah memperkuat cadangan devisa.
Persoalannya beredar kabar, cadangan devisa Indonesia kini cuma US$ 97 miliar.
"Tunggu besok (hari ini)," kata Juda, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













