Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Cadangan devisa (Cadev) Indonesia diproyeksikan mengalami pelemahan pada Februari 2024, hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor salah satunya potensi penurunan trade surplus terhadap permintaan global.
Asal tahu saja, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada Januari 2024 sebesar US$ 145,1 miliar atau turun 0,87% dibanding Desember 2023 yang sebesar US$ 146,38 miliar, di mana dipengaruhi jatuh tempo utang luar negeri pemerintah.
Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan cadangan devisa diproyeksikan masih akan mengalami penurunan tipis di Februari 2024 ke kisaran US$ 142 miliar hingga US$ 144 miliar.
Baca Juga: Intip Prediksi Rupiah di Perdagangan Awal Pekan, Senin (4/3)
“Ini didorong oleh potensi penurunan trade surplus akibat pelemahan demand global,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (5/3).
Riefky mengungkapkan, meski begitu sepanjang tahun ini cadangan devisa diperkirakan kembali di kisaran US$ 150 miliar hingga US$ 155 miliar. Menurutnya, ini akan didorong oleh prospek beberapa komoditas seperti crude palm oil (CPO).
Lebih lanjut, Riefky menuturkan, pergerakan nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp 15.500 – Rp 15.700 per dolar AS pada Februari 2024. Sementara itu, sepanjang tahun ini nilai tukar rupiah diproyeksikan berada di level Rp 15.000 – Rp 15.000.
Ekonom Bank Pertama Josua Pardede menjelaskan cadangan devisa diperkirakan cenderung melemah terbatas pada Februari 2024, di tengah aliran dana masuk (inflow) pada pasar keuangan.
Baca Juga: Neraca Dagang Surplus, Pergerakan Rupiah Lebih Dipengaruhi Oleh Aliran Modal Asing
“Secara net, inflow di pasar saham dan obligasi tercatat sebesar US$ 345 juta. Net inflow di pasar saham tercatat sebesar US$ 646 juta sementara di pasar obligasi, investor asing mencatatkan outflow sebesar US$ 302 juta,” katanya kepada KONTAN.
Josua menerangkan, penurunan cadangan devisa pada Februari 2024 didorong oleh jatuh temponya salah satu obligasi valas, RI0224 pada pertengahan Februari. Di mana total nilai obligasi ini tercatat sebesar US$ 474 juta.
Dari sisi perdagangan, lanjut dia, diperkirakan surplus akan cenderung turun akibat tren kenaikan harga minyak global, sementara harga batu bara cenderung mengalami penurunan.
“Kami perkirakan cadangan devisa pada Februari 2024 akan turun terbatas sebesar US$ 0,5 miliar - US$ 1 miliar ke level US$ 144 miliar – US$ 145 miliar,” tandasnya.