kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Bunga acuan naik 50 bps, stance kebijakan moneter BI ketat


Jumat, 29 Juni 2018 / 16:07 WIB
Bunga acuan naik 50 bps, stance kebijakan moneter BI ketat
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikan suku bunga acuannya (BI 7-Day Reverse Repo Rate) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25%. Dengan demikian, dalam kurun waktu dua bulan, BI telah menaikan bunga acuannya mencapai 100 bps atau 1%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dengan kenaikan itu, stance kebijakan moenter BI berali dari netral ke cenderung ketat. Bahkan, "Mungkin ranahnya sudah ke ranah kebijakan moneter ketat," kata Perry di kantornya, Jumat (29/6).

Keputusan kenaikan tersebut lanjut Perry, merupakan langkah lanjutan BI untuk secara pre-emptive, front loading, dan ahead the curve untuk menjaga daya saing pasar keuangan domestik. Sebab, ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi.

Perry bilang, kondisi likuiditas global mengetat dan ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi dipicu oleh prakiraan kenaikan fed fund rate yang lebih agresif pasca FOMC Juni 2018 dan volatilitas imbal hasil surat utang AS yang masih tinggi.

Ketidakpastian global yang masih tinggi juga dipengaruhi kebijakan bank sentral Uni Eropa (ECB) yang menurunkan net pembelian aset, kebijakan bank sentral China (PBoC) yang menurunkan giro wajib minimum (GWM), harga minyak yang naik, serta ketegangan hubungan dagang AS-China yang kembali meningkat.

Ketidakpastian tersebut pada gilirannya memicu penguatan mata uang dollar secara global dan memicu pembalikan modal dari negara berkembang sehingga memperlemah mata uang banyak negara, termasuk rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×