kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog Terbuka untuk Pengembangan Alternatif Pangan Pokok


Minggu, 12 Juni 2022 / 20:29 WIB
Bulog Terbuka untuk Pengembangan Alternatif Pangan Pokok
ILUSTRASI. Petani merontokan padi. ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Dunia (FAO) menyampaikan adanya ancaman krisis pangan global. Hal ini terlihat dari naiknya harga pangan mulai dari minyak nabati, daging dan merembet ke pangan lainnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo menuturkan perlunya ada pengembangan alternatif pangan, untuk atasi potensi ancaman krisis pangan dunia.

Sekretaris Perum Bulog, Awaludin Iqbal mengatakan, pihaknya terbuka adanya kerjasama pengembangan pangan pokok alternatif. Meski demikian Awaludin menegaskan Bulog tak berposisi sebagai produsen dari pangan tersebut.

Baca Juga: Menilik Upaya Badan Pangan Nasional Intervensi dan Stabilisasi Harga Komoditas Pangan

Ia menegaskan tugas utama Bulog sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No 48 tahun 2016 ialah menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen dan produsen untuk jenis pangan
pokok beras, jagung, dan kedelai. Meski demikian inovasi pangan pokok juga dilakukan Bulog.

Selama dua tahun ini Bulog telah bekerjasama dengan pihak lain untuk melakukan inovasi pangan pokok alternatif. Diantaranya pengembangan beras singkong, inovasi sagu dan jagung.

"Kalau tupoksi kita tetep beras, tapi kita ada bekerja sama dengan pihak lain kita punya produknya beras singkong. Kemudian ada sagu. Kemudian kita juga sedang kembangkan untuk beras jagung itu salah satu bagian dari pengembangan produk sebagai perusahaan," kata Awaludin kepada Kontan.co.id, Minggu (12/6).

Untuk pengenalan dan pemasaran inovasi produk ini, Bulog memanfaatkan platform digital. Awaludin mengatakan, produksi inovasi pangan pokok tersebut diakui masih belum masif. Hal ini lantaran masih dalam pengembangan lebih lanjut.

Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Indonesia Dihantui Stagflasi, Ini Kata Ekonom

Ia menegaskan, inovasi produk pangan pokok alternatif saat ini memiliki tantangan segi edukasi. Kebiasaan mayoritas masyarakat dengan makanan pokok beras menjadi tantangan dalam mengenalkan singkong, jagung, sagu dan lainnya sebagai alternatif pangan.

"Kita terbuka untuk pengembangan pangan pokok. Tapi kembali lagi bahwa pangan-pangan di luar beras itu kan bukan hanya sekedar diproduksi, tapi juga harus di edukasi ke masyarakat. Karena pangan itu terkait dengan pertama budaya kedua adalah selera," ungkapnya.

Oleh sebab itu, dengan potensi pangan alternatif yang besar, tugas pemerintah saat ini ialah edukasi kepada masyarakat. Edukasi untuk mengenal alternatif pangan pokok selain nasi.

"Perlu ada edukasi, nah edukasi ini kan bukan hanya tugas Bulog, tapi banyak pihak untuk edukasi penggunaan alternatif pangan pokok. Karena kalau kita fokusnya lebih pemasaran kalau Bulog," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×