kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Bulog putuskan harga pembelian beras Rp 6.500


Rabu, 22 Februari 2012 / 15:34 WIB
Bulog putuskan harga pembelian beras Rp 6.500
ILUSTRASI. Seorang karyawan menunjukkan kepingan emas di kantor Pegadaian Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/10/2020). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/hp.


Reporter: Rika Panda | Editor: Edy Can


JAKARTA. Pemerintah belum menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) hingga saat ini. Namun, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah memutuskan harga pembelian beras sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg) dan gabah sebesar Rp 4.300 per kg.

Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, harga yang dipasang Bulog tersebut sudah di atas HPP 2009. “Kami tetapkan harga sebesar itu atas dasar harga sekarang yang ada di lapangan sudah jauh di atas HPP yang berlaku saat ini," katanya, Rabu (22/2).

Sutarto menjelaskan harga pembelian beras untuk pulau Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kg. Sedangkan untuk Aceh, Sumatera Barat dan dan Kalimantan Selatan sebesar Rp 6.600 per kg. Namun, dia mengatakan Bulog akan terus mengevaluasi harga tersebut sembari menunggu keputusan pemerintah.

Bulog menargetkan menyerap beras sebesar 80% dari target tahun ini hingga Juli 2012 mendatang. Catatan saja, Bulog menargetkan menyerap beras sebesar 4,6 juta ton beras tahun ini.

Untuk memaksimalkan penyerapan ini, Bulog sudah menyiapkan berbagai hal yang diperlukan. Misalnya, Bulog sudah mengirimkan letter of credit (LC) untuk pengadaan beras dalam negeri ke daerah-daerah dengan nilai lebih dari Rp 4 triliun.

Bulog juga bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengetahui waktu panen dan volume hasil panennya. Melalui data based ini, Bulog bisa mengetahui seberapa banyak beras yang harus diserap pasar dan berapa sisanya. Selama pasar belum terisi penuh, Bulog tidak bisa menyerap beras ke gudang karena distribusi beras bakal terganggu.

Dari segi internal, tambah Sutarto, pihaknya juga menyiapkan petugas dari pusat untuk ke daerah. Bulog juga menyiapkan gudang-gudang untuk menampung pembelian dari hasil panen raya periode ini.

Bulog juga memberikan insentif kepada petani supaya menjual beras kepadanya. Bukan hanya dengan pelayanan proses pembayaran yang cepat melainkan juga dengan insentif yang diberikan dalam bentuk penyediaan karung, penandatanganan kontrak dengan kelompok tani, penggilingan kecil dan besar serta penebas-penebas. “Kami juga siapkan berbagai fasilitas, seperti bank-bank kredit yang buka selama tujuh hari di wilayah-wilayah yang jauh,” katanya.

Bulog juga mulai menanam padi di lahan sendiri. Sebelumnya, Bulog sudah mempersiapkan tenaga kerja yang sudah diberikan pelatihan menanam, memanen seperti di Cirebon dan Karawang. Pihaknya juga melakukan kerjasama on farm, dengan pihak BUMN yang bergerak di bidang pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×