kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Budi Waseso tegaskan tak ada impor beras tambahan


Selasa, 31 Juli 2018 / 16:59 WIB
Budi Waseso tegaskan tak ada impor beras tambahan
ILUSTRASI. Direktur Utama BULOG Budi Waseso menunjukkan beras sachet seharga Rp 2.000 di gedung DPR


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog menegaskan, tidak ada impor beras tambahan dari izin impor yang diberikan sebelumnya. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, beras yang baru masuk sebanyak 22.500 ton merupakan beras dari izin impor yang diberikan sebelum kepemimpinannya.

Menurutnya, dari kontrak sebanyak 1,2 juta ton yang diberikan, belum semua beras masuk ke Indonesia. Dia bilang, terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti sistem pengangkutan, cuaca dan lainnya.

“Itu adalah impor sebanyak 1,2 juta ton yang lalu baru berdatangan sekarang. Ada permasalahan dengan kedatangan itu. Karena itu, saya bilang tidak mau impor dulu karena yang lama saja belum kami hitung,” ujar pria yang kerap disapa Buwas ini, Selasa (31/7).

Menurut Budi, perpanjangan impor pun diberikan hingga Agustus tahun ini. Perpanjangan tersebut diberikan supaya tidak dikenai biaya demurrage atau biaya yang dikenakan karena barang yang menumpuk. “Izin perpanjangan impor itu supaya kita tidak kena demurrage. Itu barang sudah datang lama. Secara administrasi kita harus memperpanjang,” tambah dia.

Budi pun mengaku tak mengetahui berapa besar realisasi impor beras hingga saat ini. Menurutnya, dari kontrak yang telah ada pun tak semuanya harus direalisasikan. Bulog akan mengutamakan serapan beras di dalam negeri. “Kita lihat serapan dalam negerinya berapa. Kalau sudah cukup itu kita pending (tunda). Bukan berarti kami batalkan, tetapi kami pending, jadi stok kita di luar negeri,” katanya.

Mengutip situs resmi Bulog, hingga Selasa (31/7), realisasi pengadaan Bulog sebesar 2,2 juta ton. Ini sudah termasuk serapan dari impor dan serapan dari dalam negeri.

Namun, Budi optimistis, pihaknya dapat menyerap beras dari dalam negeri sebanyak 1 juta ton dalam waktu tiga bulan atau dari Juli hingga September 2018. Untuk bisa mencapai target tersebut, setidaknya serapan Bulog per harinya harus sekitar 9.000 - 10.000 ton per hari. “Ini bukan target, sudah pasti, karena kami kontrak dengan kelompok tani,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×