kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.910   20,00   0,13%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

BPS: Survei menyebutkan selama adaptasi baru makin banyak orang keluar rumah


Senin, 28 September 2020 / 23:29 WIB
BPS: Survei menyebutkan selama adaptasi baru makin banyak orang keluar rumah
ILUSTRASI. Kepala BPS Suhariyanto menyebut era new normal atau adaptasi kebiasaan baru membuat banyak orang lebih sering keluar rumah.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.  Badan Pusat Statistik mengumumkan survei terbarunya untuk mengukur perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19. Banyak hasil menarik yang layak dicermati.

Survei virtual sejak 7 sampai 14 September 2020 dengan responden survei 90.967 menyebutkan: masyarakat menjadi lebih sering keluar rumah ketika kebijakan adaptasi kebiasaan baru atau new normal diterapkan.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, sebanyak 24,63 prsen orang menyatakan lebih sering ke luar rumah ketika adaptasi kebiasaan baru.

Dari jumlah itu, 20,08 persen keluar rumah untuk kepentingan pekerjaan, 1,47 persen untuk kebutuhan sosial, dan sebesar 3,07 persen untuk mengisi waktu luang atau leisure.

"Frekuensi keluar rumah sesudah adaptasi kebiasaan baru sebesar 25 persen menyatakan lebih sering keluar rumah, ini bisa dipahami karena mereka keluar rumah untuk melakukan pekerjaan," ujar Suhariyanto dalam keterangan pers secara daring di laman Youtube BNPB, Senin (28/9)

Perbandingan frekuensi keluar rumah antara laki-laki dan perempuan, hampir sama. Untuk laki-laki, 24,63 persen dengan 20,08 persen di antaranya keluar rumah untuk kepentingan pekerjaan.

Sementara perempuan sebesar 22,01 persen responden lebih sering keluar rumah dengan 16,9 persen di antaranya juga dengan alasan pekerjaan.

Jika berdasarkan umur, responden berumur cenderung jarang keluar rumah, karena aktivitasnya berkurang, sebagain menyadari usianya rentan.

Lebih rinci, untuk responden di kisaran usia 45 hingga 60 tahun, yang menyatakan lebih sering keluar rumah ketika adaptasi kebiasaan baru sebesar 20,03 persen sementara 45,97 persen mengaku lebih jarang keluar rumah.

Adapun usia lebih dari 61 tahun hanya 9,78 persen yang mengaku lebih sering keluar rumah selama adaptasi kebiasaan baru, dan lebih dari setengahnya, yakni 52,86 persen mengaku lebih jarang keluar rumah.

Masyarakat dengan usia 17 hingga 30 tahun sebanyak 25,05 persen lebih sering keluar rumah, sementara 42,26 persen mengaku lebih jarang.

 "Dengan jumlah masyarakat yang lebih banyak beraktivitas dalam adaptasi kebiasaan baru harus dimonitor bagaimana mereka ke kantor, memakai kendaraan pribadi atau umum, serta apa yang terjadi di kendaraan," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×