Reporter: Irma Yani |
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi selama Juni 2010 inflasi akan terjadi inflasi dengan kisaran 0,4% hingga 0,7%. "Nggak sampai tembus 1%. Range-nya diprediksikan di kisaran 0,4% hingga 0,7%," kata Kepala BPS Rusman Heriawan.
Rusman bilang, inflasi pada Juni ini dipicu oleh kenaikan harga barang pokok. "Sinyalnya dilihat dari harga beras yang mulai naik, bawang merah, cabe rawit, telor, ayam, daging ayaam, semua mengalami kenaikan karena isu adanya Tarif Dasar Listrik (TDL) dan BBM naik, ini musim paceklik," jelasnya.
Harga bahan pokok tersebut, kata Rusman, merupakan penyebab dominan kenaikan inflasi. "Kontribusinya paling besar," ucapnya.
Hermawan memprediksi, pada Juli hingga Agustus mendatang laju inflasi berpotensi naik kembali. Pasalnya, pada bulan-bulan itu terjadi siklus tahunan. "Untuk sektor pendidiklan baru terlihat di Juli, karena masuk tahun ajaran baru. Pada Juli sampai September juga kan ada bulan puasa, Ramadhan yang mendorong kenaikan harga," katanya. Belum lagi kenaikan TDL pada Juli nanti, siklus tahunan itu bisa mendorong inflasi keatas," jelasnya. Untuk Juni, tambahnya, meski terjadi inflasi namun masih terbilang normal.
Sekadar catatan, BPS mencatatkan inflasi sepanjang Mei 2010 sebesar 0,29%. Sehingga, jika dilihat dalam lima bulan pertama pada 2010, inflasi adalah sebesar 1,44%. Sedangkan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, inflasi tercatat sebesar 4,16%.
Rusman menuturkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,49%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebsar 0,34%. Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,09%. Kelompok sandang 1,19%, kesehatan 0,11%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02%, dan kelompok transportasi, komunikasi&jasa keuangan 0,02%.
"Jadi, Inflasi ini lebih disumbang oleh barang-barang yang sifatnya volatile," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News