kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS Catat Nilai Tukar Petani Maret 2022 Naik 0,42% Menjadi 109,29


Jumat, 01 April 2022 / 12:32 WIB
BPS Catat Nilai Tukar Petani Maret 2022 Naik 0,42% Menjadi 109,29
ILUSTRASI. Buruh tani merontokkan padi hasil panen. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/rwa.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) secara nasional pada Maret 2022 sebesar 109,29. Angka ini naik 0,42% dibanding NTP pada bulan sebelumnya yakni sebesar 108,83 pada Februari 2022.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/ daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengungkapkan bahwa Kenaikan NTP pada Maret 2022 disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (lt) naik sebesar 0,99% lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) yakni sebesar 0,57%.

Baca Juga: Sektor Pertanian Diperkirakan Tumbuh 3,6% - 4% Tahun Ini

“Kalau dilihat indeks harga yang diterima petani, penyumbang terbesarnya karena kenaikan di harga kelapa sawit, cabai merah, kemudian cabai rawit dan juga telur ayam ras,” ujar Margo dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (1/4).

Sedangkan indeks harga yang dibayar petani, komoditas penyumbang yang mengalami kenaikan harganya adalah cabai merah, telur ayam ras, minyak goreng dan cabai rawit.

Margo mengatakan, terdapat dua NTP subsektor yang mengalami penurunan pada Maret 2022 jika dibandingkan pada bulan Februari 2022. Kedua subsektor itu antara lain subsektor tanaman pangan yang menurun 1,19% dan tercatat 99,23 atau pada bulan sebelumnya tercatat 100,43.

“Kenapa turun,karena kalau dilihat dari indeks harga yang diterima petani itu terjadi penurunan pada komoditas gabah,” kata Margo.

Baca Juga: Luhut Pastikan Food Estate Sumba Berhasil via Agriculture War Room Kementan

Kemudian penurunan selanjutnya terjadi pada subsektor perikanan yang mengalami penurunan 0,45% atau tercatat 105,57 jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 106,05.

Sementara pada subsektor hortikultura mengalami peningkatan tertinggi sebesar 2,83% atau tercatat 104,62 jika dibandingkan pada Februari 2022 sebesar 101,75. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani naik 0,99%.

Tanaman perkebunan rakyat juga meningkat 1,87% atau 135,48 dari sebelumnya 133,00. Begitu juga dengan peternakan yang mengalami peningkatan 0,92% atau 100,07 jika dibandingkan sebelumnya sebesar 99,17.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×