kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.871   68,00   0,43%
  • IDX 7.147   -14,46   -0,20%
  • KOMPAS100 1.093   -1,18   -0,11%
  • LQ45 868   -4,12   -0,47%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -2,73   -0,61%
  • IDXHIDIV20 535   -4,97   -0,92%
  • IDX80 125   -0,13   -0,10%
  • IDXV30 135   -1,16   -0,85%
  • IDXQ30 148   -1,31   -0,88%

BPS: Atasi PHK, butuh sektor informal kreatif


Senin, 14 September 2015 / 15:24 WIB
BPS: Atasi PHK, butuh sektor informal kreatif


Reporter: Silvana Maya Pratiwi | Editor: Andri Indradie

Lemahnya nilai tukar rupiah membuat sejumlah industri harus mengambil langkah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ribuan orang pegawai. Kriteria pegawai yang terkena PHK kebanyakan berasal dari sektor formal. Hal ini diutarakan oleh Sasmito hadi Wibowo, Senin (14/9) di acara Sensus Ekonomi 2016, Kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta.

"Para korban PHK umumnya terjadi di sektor formal. Dan mereka lari ke sektor informal, seperti Gojek. Secara tidak langsung menyerap tenaga PHK untuk bekerja di sana," ujar Sasmito, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS.

Menurut Sasmito, pemerintah harus mengembangkan sektor-sektor informal lebih kreatif. Sebab, biasanya sektor informal menjadi tempat para pekerja yang terkena PHK untuk transit sementara.

Lebih lanjut ia mengatakan, apabila para pegawai yang terkena PHK tersebut fokus di sektor informal, hal ini akan berdampak pada terciptanya para entrepreneur baru yang bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

Untuk mendukung pengembangan sektor informal ini, sebenarnya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah beberapa kali menyarankan BPS mendata khusus sektor informal. Namun, butuh kerjasama dan koordinasi terlebih dahulu untuk hal ini. "Kita gabung nantinya dengan sensus. Dari hasil sensus ekonomi ini, nantinya akan terdata siapa saja pelaku usaha di sektor informal," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×