Reporter: Silvana Maya Pratiwi | Editor: Andri Indradie
Lemahnya nilai tukar rupiah membuat sejumlah industri harus mengambil langkah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ribuan orang pegawai. Kriteria pegawai yang terkena PHK kebanyakan berasal dari sektor formal. Hal ini diutarakan oleh Sasmito hadi Wibowo, Senin (14/9) di acara Sensus Ekonomi 2016, Kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta.
"Para korban PHK umumnya terjadi di sektor formal. Dan mereka lari ke sektor informal, seperti Gojek. Secara tidak langsung menyerap tenaga PHK untuk bekerja di sana," ujar Sasmito, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS.
Menurut Sasmito, pemerintah harus mengembangkan sektor-sektor informal lebih kreatif. Sebab, biasanya sektor informal menjadi tempat para pekerja yang terkena PHK untuk transit sementara.
Lebih lanjut ia mengatakan, apabila para pegawai yang terkena PHK tersebut fokus di sektor informal, hal ini akan berdampak pada terciptanya para entrepreneur baru yang bisa membuka lapangan pekerjaan baru.
Untuk mendukung pengembangan sektor informal ini, sebenarnya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sudah beberapa kali menyarankan BPS mendata khusus sektor informal. Namun, butuh kerjasama dan koordinasi terlebih dahulu untuk hal ini. "Kita gabung nantinya dengan sensus. Dari hasil sensus ekonomi ini, nantinya akan terdata siapa saja pelaku usaha di sektor informal," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News