Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mencatatkan total nilai manfaat atau imbal hasil dari investasi dana haji 2018 mencapai Rp 6 triliun. Jumlah ini meningkat 28% dibandingkan tahun 2017 yang sebesar Rp 4,7 triliun.
Kepala BPKH Anggito Abimanyu, nilai manfaat yang diperoleh tahun ini akan didistribusikan pada awal 2019. Nilai manfaat itu akan dialokasikan untuk penyelenggaraan ibadah haji, imbal hasil para calon haji, dan biaya operasional BPKH.
Anggito mengatakan porsi untuk operasional BPKH mencakup 5% dari keseluruhan nilai manfaat. Sementara untuk persentase pembagian nilai manfaat ke calon haji, pihaknya masih menunggu persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Selanjutnya, BPKH menargetkan dapat mengelola dana haji sebesar Rp 121 triliun pada 2019, naik 10% dari tahun ini yang sebesar Rp 110 triliun. Target perolehan nilai manfaat tahun depan juga naik menjadi Rp 7 triliun.
Untuk itu, Anggito mengatakan, pihaknya akan mengubah porsi instrumen investasi dana haji. Dari yang semula 50% di Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) dan 50% di surat berharga syariah, menajdi 50% di BPS BPIH, 30% di surat berharga syariah, dan 20% di investasi langsung dan investasi lainnya. “Untuk investasi di luar negeri paling banyak di Arab Saudi dan kalau dalam negeri kerja sama dengan BUMN,” kata Anggito di Surabaya, Jumat (14/12).
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan menjadi mitra kerja sama BPKH tahun depan adalah Garuda Indonesia dan Pertamina. Ke depannya, BPKH juga akan menjajaki kerja sama dengan Telkom, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Indonesia. "Karena perusahaan yang paling banyak menyumbang jamaah haji itu ada Telkom, Pertamina, Bank Indonesia, kami harap bisa kedepannya bekerja sama," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News