kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

BPJS Kesehatan evaluasi klaim bedah sesar


Sabtu, 11 November 2017 / 07:00 WIB
BPJS Kesehatan evaluasi klaim bedah sesar


Reporter: Agus Triyono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Klaim persalinan menjadi salah satu klaim terbesar yang ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Untuk itu, BPJS Kesehatan mengaku akan melakukan evaluasi mengapa klaim persalinan dengan metode bedah sesar (sectio caesarea) tinggi.

Evaluasi ini bagian dari rencana efisiensi BPJS Kesehatan untuk mengurangi defisit keuangannya.

Kepala Biro Humas BPJS Kesehatan Nopi Hidayat mengatakan, BPJS Kesehatan akan melihat apakah tingginya klaim ini dipicu oleh adanya praktik curang. Jika terbukti ada kecurangan, BPJS Kesehatan membuka kemungkinan menerapkan sistem cost sharing atau berbagi pembiayaan dengan peserta. "Itu opsi yang bisa diambil karena tingginya utilisasi dan potensi kecurangan," katanya, Jumat (10/11).

Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris menambahkan, layanan lain yang akan dievaluasi adalah klaim layanan fisioterapi. "Sectio caesarea akan kami lihat apakah benar setinggi itu, fisioterapi juga akan kami dalami teknisnya," katanya.

Seperti diketahui, BPJS Kesehatan harus melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi defisit keuangannya. Selain menambah pemasukan premi, BPJS Kesehatan juga harus melakukan efisiensi.

Pemerintah pun sedang merumuskan berbagai strategi menambal defisit tersebut. Beberapa alternatif strategi yang diusulkan antara lain melibatkan daerah untuk ikut serta membiayai program jaminan kesehatan nasional (JKN), mengalokasikan penerimaan cukai hasil tembakau, termasuk meminta BPJS Ketenagakerjaan berbagi klaim.

Strategi itu diharapkan bisa memutus defisit BPJS Kesehatan yang terus terjadi sejak diluncurkan pada 2014. Pada 2014 defisit BPJS Kesehatan Rp 3,3 triliun dan naik menjadi Rp 5,7 triliun pada 2015. Pada 2016 defisit BPJS Kesehatan kembali naik jadi Rp 9,7 triliun.

Pemicu utama defisit adalah mismatch antara iuran BPJS dan pembiayaan klaim. Pada semester I 2017 iuran peserta hanya Rp 35,96 triliun sementara klaim Rp 41,18 triliun. Artinya rasio klaim 114%. Per Agustus 2017 defisit BPJS Kesehatan Rp 8,52 triliun dan hingga akhir tahun ini diperkirakan melebihi Rp 10 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×