kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BMKG susun SOP baru terkait peringatan mitigasi tsunami di Selat Sunda


Jumat, 08 Februari 2019 / 16:32 WIB
BMKG susun SOP baru terkait peringatan mitigasi tsunami di Selat Sunda


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menyatakan, BMKG sudah menyusun standard operasional (SOP) baru terkait sensor monitoring deteksi tsunami di Selat Sunda.

"Setelah belajar dari tsunami yang terjadi di Selat Sunda, kami membuat SOP baru karena tsunami yang terjadi waktu itu ternyata bukan hanya disebabkan gempa tektonik, melainkan juga longsor di lereng gunung Anak Krakatau," kata Rahmat saat ditemui di Kantor BMKG, Jakarta, Jumat (8/2).

Dia menjelaskan, SOP tersebut mencakupi acuan titik sumber getar di Gunung Anak Krakatau. Sebab, pada dasarnya, SOP tsunami yang berlaku saat ini masih mengacu pada getaran gempa tektonik, bukan vulkanik.

"Sistem peringatan tsunami yang dibangun di Indonesia saat ini dasarnya masih pada getaran yang ditimbulkan gempa tektonik, bukan karena gempa vulkanik atau longsor di lereng gunung," ujar Rahmat.

SOP tersebut, lanjutnya, juga mencakupi sistem monitoring INASEIS, atau aplikasi berbasis GIS (Geographic Information System) yang mengubah sinyal seismik, mendeteksi, dan menganalisa gempa bumi baik secara otomatis maupun interaktif serta mendiseminasikanya. "INASEIS akan memberikan peringatan ketika salah satu sensor mendeteksi aktivitas vulkanik di lokasi gunung Anak Krakatau," ungkap dia kemudian.

Selain gunung Anak Krakatau, tutur Rahmat, terdapat tujuh gunung di Indonesia yang juga bisa menimbulkan tsunami seperti di Selat Sunda. Tujuh gunung tersebut adalah Gamalama, Batutara, Teon, Tambora, Awu, Werung, dan Paluweh.

"Gunung yang ada di laut itu mau tidak mau harus terus dimonitor. Namun, kita tidak menggunakan SOP khusus gunung Anak Krakatau terhadap tujuh gunung tersebut karena karakteristiknya berbeda," pungkas dia. (Christoforus Ristianto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul BMKG Buat SOP Baru Terkait Peringatan Mitigasi Tsunami di Selat Sunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×