Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga tersangka kasus dugaan gratifikasi proyek Hambalang Anas Urbaningrum mengaku tak khawatir dengan reaksi Cikeas atas pernyataannya belakangan ini. Ia tetap yakin tak terlibat dalam kasus Hambalang.
"Yang penting dalam situasi seperti ini, saya diajarkan untuk banyak sabar dan banyak shalat," ucapnya singkat saat ditemui di kediamannya di Jalan Teluk Semangka, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2013) malam.
Sebelumnya, dalam jumpa pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Sabtu (23/2/2013), mantan Ketua HMI itu melayangkan tudingan ada pihak yang mengintervensi proses hukum terhadap dirinya. Sejak awal kasus Hambalang mencuat, Anas mengaku yakin tidak akan terjerat. Ia merasa apa yang disampaikan M Nazaruddin hanya tuduhan yang tidak akan terbukti.
Keyakinan itu, menurut Anas, muncul setelah melihat independensi dan profesionalisme KPK. Namun, ia mengaku mulai berpikir akan terjerat ketika ada desakan agar KPK memperjelas status hukum dirinya. Anas tak merinci keterangannya. Hanya saja, seperti diketahui, di sela-sela kunjungan ke luar negeri, Presiden yang juga Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengomentari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat tinggal 8,3 persen.
Ketika itu, Presiden meminta KPK segera menuntaskan berbagai kasus secara tepat dan jelas. "Jika salah katakan salah, jika benar katakan benar, termasuk kasus Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang mendapat sorotan luas masyarakat, tetapi KPK belum menentukan putusannya," kata SBY.
Anas pun mengatakan, "Saya baru mulai berpikir saya akan punya status hukum di KPK ketika ada semacam desakan agar KPK segera memperjelas status hukum saya. Kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah. Ketika ada desakan seperti itu, saya baru mulai berpikir jangan-jangan...," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News