CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Biografi bos Gojek, pengusaha yang kini jadi Menteri Pendidikan di usia 35 tahun


Rabu, 23 Oktober 2019 / 09:08 WIB
Biografi bos Gojek, pengusaha yang kini jadi Menteri Pendidikan di usia 35 tahun


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nama Nadiem Makarim sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia seiring dengan berkembangnya aplikasi transportasi Gojek. Dia adalah pendiri sekaligus CEO aplikasi yang menyediakan jasa berbasis daring ini.

Pada pengumuman nama-nama Kabinet Kerja II pada Rabu (23/10), nama pria yang berusia 35 tahun ini disebut Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Nadiem memiliki latar belakang pendidikan beragam. Setelah menyelesaikan SMA-nya di Singapura pada 2002, dia melanjutkan pendidikannya ke Amerika Serikat dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional di Brown University. Lulus di 2006, tiga tahun kemudia dia mengambil pasca-sarjana dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School. 

Baca Juga: Mereka yang datang berkemeja putih di detik-detik pengumuman Kabinet Kerja II

Nadiem memiliki pengalaman kerja yang beragam. Dia pernah menjadi konsultan manajemen di McKinsey & Company dan managing editor di Zalora Indonesia. Dia juga pernah menjabat sebagai Chief Innovation Officer Kartuku, sebelum akhirnya fokus untuk membesarkan Gojek yang dirintis sejak 2011. 

Kini, Gojek sudah menjelma menjadi perusahaan startup terbesar di Indonesia. Berdasarkan data CB Insight, beberapa investor telah menyuntikkan dana kepada Gojek hingga mampu menyandang status decacorn, yang bervaluasi US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 142 triliun. Hal ini membuat valuasi Gojek 14 kali lipat dari kapitalisasi pasar maskapai Garuda Indonesia yang berada di angka Rp 11,07 triliun.

Baca Juga: Margin gurih, Grab dan Gojek juga bersaing ketat di bisnis pengantaran makanan



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×