kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

BI tetap keluarkan kebijakan ketat di 2014


Senin, 25 November 2013 / 19:59 WIB
BI tetap keluarkan kebijakan ketat di 2014
ILUSTRASI. Nasabah usai melakukan transaksi Tarik Tunai Tanpa Kartu melalui aplikasi Bank KB Bukopin di ATM CIMB Niaga, Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (6/7). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank Indonesai (BI) menilai, current account deficit (CAD) alias defisit neraca transaksi berjalan masih terlalu tinggi meskipun tingkat defisitnya mengalami penurunan. Seperti yang diketahui, defisit neraca transaksi berjalan turun dari kuartal pertama sebesar 4,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi 3,8% di kuartal tiga.
 
Menurut BI, tingkat CAD yang paling ideal adalah di bawah 3%, bahkan kalau perlu mencapai 2%. Deputi Gubernur Senipr BI Mirza Adhityaswara mengatakan, target CAD tahun 2014 sebesar 3%. Kondisi tersebut dengan asumsi dampak kenaikan BI rate di bulan November sebesar 7,5% sudah dirasakan.
 
Dengan begitu, kalau tahun depan kondisi ekonomi makro tidak susuai harapan, maka target CAD bisa saja meleset. Hal ini berarti BI akan tetap mengeluarkan kebijakan moneter ketat sebelum CAD menyentuh level yang dianggapnya ideal. “Bauran kebijakan termasuk pengetatan suku bunga akan dikeluarkan untuk merespon seandainya tidak tercapai,” ujar Mirza, Senin (25/11) di Jakarta.
 
Hanya saja, Mirza juga bilang, pihaknya akan mempertimbangkan setiap kebijakan yang dikeluarkannya terhadap pasar keuangan dan perbankan. Pihaknya tidak ingin ada kredit yang bermasalah, oleh karenanya perbankan harus mulai memperlambat pertumbuhan kreditnya. Jangan sampai nilai kredit yang dijaminnya berada di bawah kemampuan.
 
Mirza juga berharap pemerintah ikut aktif menurunkan CAD. Sebab kebijakan moneter saja tidak cukup kuat untuk menurunkan defisitnya. Menurutnya, selain dengan mengeluarkan kebijakan yang berpengaruh terhadap tingkat impor, pemerintah juga bisa mengeluarkan kebijakan yang mengurangi ketergantungan pengusaha terhadap jasa asuransi asing.
 
Selain itu, pemerintah juga diminta untuk menggenjot pendapatan dari sektor patriwisata. Menurutnya pendapatan dari sektor pariwisata akan menggenjot devisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×