Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mewaspadai kondisi ketidakpastian global yang masih tinggi saat ini.
Ketidakpastian perekonomian global yang masih tinggi dipengaruhi kebijakan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat (AS) yang belum menemui titik terang, juga meningkatkan eskalasi geopolitik antara Iran dan Israel. Kondisi tersebut, dikhawatirkan mengganggu laju pergerakan rupiah.
Deputi Gubernur BI, Aida Suwandi, menyampaikan bahwa imbas dari permasalahan global tersebut terdapat tiga jalur yang berdampak ke dalam negeri, yakni pasar keuangan, perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Dampak Perang Israel-Iran Berpotensi Kerek Harga BBM Bersubsidi
Adapun untuk jalur pasar keuangan dalam negeri bisa berdampak kepada pergerakan nilai tukar rupiah. Melihat ancaman tersebut, BI berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas dari nilai tukar rupiah.
“Sementara kalau dari jalur perdagangan, kita masih terus melihat bagaimana perubahan terhadap permintaan, kalau globalnya sudah mulai kelihatan, dampak tarif ini mengkonfirmasi prospek pertumbuhan ekonomi yang kami lihat dari negara-negara, khususnya negara maju, dan juga dari China,” tutur Aida dalam konferensi pers, Rabu (18/6).
Sementara itu, dampaknya pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, BI memangkas perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 berada dalam kisaran 4,6%–5,4%, lebih rendah dari kisaran prakiraan sebelumnya 4,7%–5,5%.
Baca Juga: Perang Israel-Iran Memasuki Hari ke-6, Trump Tuntut Penyerahan Tanpa Syarat dari Iran
“Berbagai macam skenario tadi, itu kami perhatikan di dalam potensial risk maupun dari skenario dari BI,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mencapai 3%, perkiraan tersebut lebih tinggi dari proyeksi April 2025 yang diperkirakan 2,9%.
Selanjutnya: Ucapan Kontroversi Trump Soal Pemimpin Iran Bikin Aset Kripto Rontok, Investor Panik!
Menarik Dibaca: Gejolak Geopolitik Timur Tengah Berlanjut, Sinyal Bahaya bagi Indonesia?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News