Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menunjukkan pergerakan yang stabil di kisaran Rp 14.000 hingga Rp 14.100. Kendati demikian, Bank Indonesia (BI) menilai rupiah masih tetap undervalued.
"Maka kemungkinan rupiah menguat akan terbuka," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (21/2).
Menurut Perry, peluang penguatan rupiah terjadi lantaran aliran modal asing yang masuk terus meningkat. BI mencatat aliran masuk modal asing berlanjut pada Januari 2019 yang tercatat US$ 2,2 miliar dan terus terjadi pada Februari 2019.
Selain itu, The Fed diprediksi akan lebih rendah dalam menaikkan suku bunganya alias Fed fund rate (FFR). Lagipula, kondisi defisit neraca transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) yang masih berada di bawah 3% atau US$ 31,1 miliar setara 2,98% dari produk domestik bruto (PDB).
"Dari sisi fundamental mendukung ke arah sana," ujar Perry.
Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 mencatat peningkatan. Dari 5,07% secara tahunan menjadi 5,17%. Rupiah pada triwulan-IV 2018, secara point to point menguat sebesar 3,63% dibandingkan dengan level akhir triwulan-III 2018, ditopang NPI yang mencatat surplus. Penguatan rupiah berlanjut pada Januari 2019 yang mencapai 2,92% dan terus terjadi pada Februari 2019.
Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2019 sebesar 3,5%±1% (yoy). Inflasi pada Januari 2019 tercatat 0,32% secara bulanan atau 2,82% secara tahunan. Turun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,62% secara bulanan atau 3,13% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News