kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,17   5,84   0.65%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2014


Jumat, 29 November 2013 / 18:35 WIB
BI revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2014
ILUSTRASI. WHO memperingatkan bahwa dunia perlu bersiap untuk gelombang baru COVID-19. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank Indonesia merevisi besaran pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 mendatang. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan, kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan direvisi ke bawah, yaitu ke angka 5,6%, tidak lagi di level 6,2%.

Agus bilang, revisi besaran pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan dikarenakan kondisi stability over growth yang terjadi saat ini. Di antaranya adalah pelemahan nilai tukar rupiah yang mencapai kisaran Rp 12.000 per dollar Amerika Serikat (AS).

Mantan Menteri Keuangan ini menjelaskan, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 mendatang lebih rendah dibandingkan tahun ini dan juga 10 tahun belakangan, namun diharapkan akan mampu tetap tumbuh secara berkesinambungan.

"Meski lebih rendah, itu tidak apa. Tapi nantinya bisa tumbuh dengan berkesinambungan," jelas Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/11).

Lebih lanjut Agus mengungkapkan, secara umum ekonomi Indonesia tumbuh dengan baik. Agus mengakui, dengan adanya situasi global seperti rencana pengurangan stimulus alias tappering off di Amerika Serikat oleh bank sentral The Federal Reserve dan juga situasi domestik berupa defisit neraca transaksi berjalan, maka perlu ada penyesuaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun mendatang.

Menurutnya, penyesuaian pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 itu, harus dihadapi dengan baik. "Di situasi Indonesia saat ini, kita tidak bisa mengejar pertumbuhan ekonomi dengan kencang tapi kemudian di tahun mendatang terjadi collapse (keruntuhan) ekonomi dan pertumbuhannya terkoreksi dalam ke bawah. Lebih baik tumbuh rendah namun berkesinambungan," ujar Agus.

Meski tahun depan Indonesia dihadapkan pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, namun menurut Agus, ekonomi Indonesia masih terbilang baik di tingkat regional negara-negara G20. Agus menuturkan, 2012 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada posisi ke-3 terbaik diantara negara-negara G20.

Saat ini, lanjut Agus, dengan goncangan ekonomi global dan domestik, Indonesia tetap mampu menjadi negara nomor 2 terbaik diantara negara-negara G20 di bawah Republik Rakyat Tiongkok. Agus menjelaskan, jika dilihat lebih dalam, realitas pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan sisi deviasi, pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun terakhir merupakan yang terbaik. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata berada di kisaran 6%.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 10 tahun terakhir cenderung stabil, tidak seperti negara-negara lain yang bisa tinggi tapi kemudian turun tajam," kata Agus.

Karena itu, Agus menegaskan, pemerintah tidak boleh hanya berdiam diri menghadapi kenyataan Indonesia terbenam dalam kondisi defisit neraca transaksi berjalan selama 26 bulan terakhir. Karena itu, menurut Agus, BI dan pemerintah harus memperbaiki stabilitas ekonomi, dengan mengutamakan langkah-langkah stabilitasi.

D iantaranya adalah inflasi yang akan menjadi dua angka alias dua digit, melakukan reformasi struktural seperti memperbaiki neraca transaksi berjalan, memperbaiki neraca perdagangan, neraca jasa, neraca penghasilan/ income, neraca primary balance, memperbaiki neraca energi dan memperbaiki neraca pangan.

"Area itu yang harus diperbaiki. Kita harus teruskan ke depan. Dan sambil berjalan ke depan, sekaligus melakukan stability over growth yang berkesinambungan, inklusif dan kemudian tidak bergejolak di pasar," ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×