kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BI ramal Neraca Pembayaran surplus US$ 2 miliar


Minggu, 13 April 2014 / 11:53 WIB
BI ramal Neraca Pembayaran surplus US$ 2 miliar
ILUSTRASI. FIFA melarang penjualan semua jenis alkohol di 8 stadion yang akan digunakan sebagai tempat pertandingan Piala Dunia 2022 di Qatar.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia terus mengalami perbaikan. Kira-kira begitulah yang dilihat oleh Bank Indonesia (BI). Otoritas moneter ini memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan I-2014 akan surplus US$ 2 miliar.

Melihat periode yang sama tahun lalu, kondisi NPI mengalami defisit yang besar. Berdasarkan data BI, NPI triwulan I-2013 defisit sebesar US$ 6,62 miliar. Tentu perkiraan surplus neraca pembayaran ini membawa angin segara bagi perbaikan ekonomi tanah air.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan surplus neraca pembayaran pada periode pertama 2014 ditopang oleh kinerja neraca modal dan finansial yang mengalami surplus besar. "Karena cukup tingginya arus modal masuk pada triwulan I," ujar Juda kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Tercatat oleh BI, aliran dana masuk alias inflow dari Januari hingga Maret mencapai US$ 5,7 miliar. Pada bulan Maret sendiri sekitar US$ 2,7 miliar yang terdiri dari US$ 1,2 miliar pada saham dan US$ 1,4 miliar pada Surat Berharga Negara (SBN).

Aliran dana yang mengalir deras ini akibat membaiknya fundamental ekonomi Indonesia yang terlihat dari tren inflasi yang menurun dan surplusnya neraca dagang. Untuk neraca dagang sendiri, menurut Juda, sudah mengalami perbaikan.

Sekedar mengingatkan, neraca dagang Februari mengalami surplus sebesar US$ 785,3 juta. Yang menjadi perhatian ke depan oleh BI adalah risiko perlambatan ekonomi yang terjadi di China.

Risiko China bertumbuh lebih rendah dari target BI 7,5% semakin besar. Alhasil, ekspor Indonesia ke negeri tirai bambu tersebut dikhawatirkan menurun.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya menjelaskan defisit transaksi berjalan pada triwulan I akan berada di bawah 2% dari PDB. Pendorongnya adalah surplus neraca perdagangan non migas yang masih terus mengalami kenaikan. "Ekspor manufaktur menjadi penyebabnya," tutur Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×