kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI: Cadangan devisa kuartal II perlu diwaspadai


Rabu, 09 April 2014 / 15:43 WIB
BI: Cadangan devisa kuartal II perlu diwaspadai
ILUSTRASI. Kenali 4 Manfaat Pepaya untuk Wajah yang Harus Anda Tahu!


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia per akhir Maret 2014 tercatat mengalami penurunan tipis menjadi US$ 102,6 miliar dari US$ 102,7 miliar pada akhir Februari 2014.

Menanggapi data tersebut, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan bahwa angka cadev US$ 102,6 miliar sudah termasuk pembayaran surat utang atau obligasi pemerintah yang telah jatuh tempo. Jumlah obligasi yang harus dibayarkan lebih dari US$ 2 miliar.

"Saya melihat cadev Indonesia akan terus tumbuh dengan sehat dan ini merupakan jaminan kepercayaan dunia yang semakin baik pada Indonesia," ujar Agus di Jakarta, Rabu (9/4).

Agus bilang, aliran dana masuk ke Indonesia pada kuartal I-2014 memiliki kinerja yang lebih besar dibandingkan dengan keseluruhan kinerja dana asing yang masuk pada tahun 2013. "Jadi saya melihat ekonomi Indonesia akan terus ada perbaikan," katanya.

Meski begitu, Agus menyatakan bahwa posisi cadangan devisa patut diwaspadai pada kuartal II-2014. Sebab, di dalam negeri, pola siklikal atau secara musiman pada kuartal II, terdapat kewajiban pembayaran bunga, dividen dan juga royalti yang membuat tekanan besar terhadap neraca pembayaran.

"Perlu juga waspada untuk melihat fiskal karena pada fiskal APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara), nilai tukar asumsi berada pada Rp 10.500 per dolar Amerika Serikat, sekarang realisasinya di atas Rp 11.000 per dolar AS. Ini tentu perbedaan yang cukup tinggi. Lifting minyak juga realisasinya di bawah anggaran. Jadi ada tekanan kepada fiskal," jelas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×