Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus mencermati langkah dan arah kebijakan The Federal Reserve. Sebab, kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut menjadi dasar bagi perumusan kebijakan BI, terutama terkait dengan kebijakan suku bunga acuan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada dua skenario The Fed yang saat ini menjadi proyeksi BI dalam memandang arah kebijakan bank sentral tersebut, yaitu skenario baseline dan skenario analisis yang berbasis eskalasi ketegangan hubungan dagang antara AS, China dan negara-negara lainnya.
“Berdasarkan skenario baseline, kami melihat The Fed tidak ada kenaikan (suku bunga acuan) di tahun ini dan tahun depan,” ujar Perry, Kamis (20/6).
Tapi, jika terjadi ketegangan hubungan dagang global yang berlanjut dan berimbas pada turunnya pertumbuhan ekonomi AS, BI menganalisis skenario lain.
Keberlanjutan perang dagang dan melemahnya ekonomi AS diperkirakan akan mendorong The Fed menurunkan suku bunganya paling tidak satu kali dalam tahun ini yaitu sebesar 25 basis poin (bps).
Sementara tahun depan, BI menduga The Fed bisa jadi akan kembali memangkas suku bunga sebanyak dua kali dengan masing-masing 25 bps.
Perry menilai, saat ini ada banyak sekali ketidakpastian global yang harus diperhatikan dan dikelola oleh bank sentral. Selain mencermati arah kebijakan The Fed, BI juga mengamati perkembangan perang dagang antara AS dan China.
“Termasuk apakah akhir bulan nanti 27-28 Juni pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi (Jinping) akan menghasilkan berita positif terkait hubungan dagang keduanya, yang kemudian akan memengaruhi kebijakan moneter ke depan,” tutur Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News