kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Prediksi Harga Energi Akan Naik Lagi


Senin, 31 Oktober 2022 / 13:04 WIB
BI Prediksi Harga Energi Akan Naik Lagi
ILUSTRASI. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo melihat potensi harga energi, minyak dan gas akan naik dalam bulan-bulan ke depan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini perekonomian global sedang menghadapi situasi yang berbahaya. Pasalnya lonjakan harga pangan dan energi saat ini bisa mendorong kenaikan inflasi di banyak negara. Bank Indonesia (BI) memprediksi akan terjadi potensi harga energi kian mahal dalam beberapa bulan ke depan, seperti harga minyak dan gas.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, beberapa negara seperti Eropa akan menghadapi musim dingin, padahal saat ini pasokan gas masih dibatasi Rusia.

"Kit akan melihat potensi harga energi, minyak dan gas akan naik dalam bulan-bulan ke depan," ujar Dody dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNIP) Sulawesi Tengah, Senin (31/10).

Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga BI Diprediksi Hambat Pemerintah Capai Target Investasi

Terlebih lagi baru-baru ini Rusia mengelurkan ancaman akan mengebom semua kapal yang membawa gandum ke seluruh dunia. Sehingga dengan kondisi tersebut, BI melihat akan berpotensi mengancam dari sisi pasokan pangan global dan berpotensi memicu kenaikan harga.

"Ini sebagai suatu bacaan kami di Bank Indonesia bahwa risiko harga komoditas masih akan tinggi kedepannya," katanya.

Dody mengingatkan, situasi tersebut nyata dan bukan untuk menakut-nakuti. Pasalnya, semua negara sedang menghadapi situasi yang sama, di mana seluruh bank sentral menaikkan suku bunganya. Ia menyebut, risiko yang dihadapi dengan konteks masalah pertumbuhan yang melambat akan menjadi prioritas kedua. Hanya saja, untuk masalah stabilitas tidak ada kata tawar.

"Tidak ada pertumbuhan yang tinggi kalau itu diikuti dengan harga yang tinggi sehingga mengurangi daya beli," ungkap Dody.

Oleh karena itu, dirinya menyampaikan bahwa Bank Indonesia memiliki mandat untuk menjaga inflasi, seperti melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan juga baru-baru ini BI kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin.

Baca Juga: Kedelai Langka, Harga Tahu dan Tempe Naik, Menyumbang Inflasi Oktober 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×