Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak di pasar finansial yang disebabkan oleh faktor eksternal, yakni shock yang besar di Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan berlanjut.
Namun, hal ini dianggap wajar. Sebab, sebelum global sell-off ini, kenaikan harga aset yang terjadi sudah terlalu kencang.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdi mengatakan, dengan kenaikan yang terlalu kencang ini, sudah seharusnya ada koreksi.
“Di pasar global, saham atau obligasi banyak orang bilang harganya sudah terlalu tinggi. Sebelum koreksi kemarin, harga saham terus naik,” kata Doddy di Gedung BI, Kamis (1/3).
Ia mengatakan, rencana kenaikan The Fed Fund Rate (FFR) dan kenaikan yield di AS juga sudah jelas. Adapun faktor adanya defisit fiskal di AS sudah jelas.
“Jadi, banyak yang mengatakan itu berlebihan. Cenderung mengarah ke bubble,” ujarnya.
Doddy mengatakan, dengan demikian pihaknya bersiap-siap agar pembalikan yang terjadi tidak terlalu mendadak sehingga proses adjustment bank sentral juga bisa disesuaikan.
Ini kemungkinan akan terjadi setelah penentuan suku bunga acuan di AS pada pekan ketiga Maret.
“Kami berharap mereka akan menunggu sampai Maret. Kita masih bisa rebound. Mudah-mudahan koreksi ini terjadi secara orderly dan adjustment tidak akan membuat kepanikan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News