kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Per 13 April 2020, rupiah menguat 4,35% secara point to point


Selasa, 14 April 2020 / 18:35 WIB
BI: Per 13 April 2020, rupiah menguat 4,35% secara point to point
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat di minggu kedua April 2020. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, pada Senin (13/4) nilai tukar rupiah menguat 4,35% secara point to point dibandingkan dengan level pada akhir Maret 2020. 

Meski begitu, bila menghitung sejak akhir tahun 2019, saat ini rupiah masih terdepresiasi sekitar 11,18%.

Baca Juga: BI pertahankan suku bunga acuan, rupiah ditutup melemah ke Rp 15.645 per dolar AS

Menurut Perry, penguatan rupiah pada April 2020 didorong oleh peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pasca menempuh berbagai kebijakan di berbagai negara untuk memitigasi dampak penyebaran Covid-19 termasuk di Indonesia. 

Perry menambahkan, rupiah yang kembali menguat juga didukung oleh keberlanjutan pasokan valas dari pelaku domestik sehingga terus menopang stabilitas nilai tukar rupiah. 

“Bank Indonesia memandang bahwa level nilai tukar rupiah dewasa ini memadai untuk mendukung penyesuaian perekonomian, yang secara fundamental tercatat undervalued,” Kata Perry dalam konferensi pers Selasa (14/4).

BI juga memperkirakan rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat ke arah Rp 15.000 per dolar AS di akhir tahun 2020. 

Ke depan, BI akan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamental dan bekerjanya mekanisme pasar. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia juga terus meningkatkan intensitas intervensi di pasar DNDF, pasar spot, dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder.

Baca Juga: BI turunkan GWM dan perlonggar kebijakan, likuiditas bank bertambah Rp 117,8 triliun

“Hal ini juga untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas baik di pasar uang maupun pasar valas,” tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×