Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2019 mengalami deflasi sebesar 0,27% (mom). Berbeda dengan bulan Agustus 2019 yang masih mengalami inflasi sebesar 0,12% (mom).
Bila dilihat secara tahunan, inflasi tercatat sebesar 3,39% (yoy) dan secara kumulatif berdasarkan tahun kalender, inflasi IHK mencapai 2,20% (ytd).
Deflasi IHK pada bulan September 2019 merupakan imbas dari deflasi kelompok makanan bergejolak (volatile food) dan penurunan inflasi inti, meski kelompok administered prices mengalami kenaikan inflasi.
"Inflasi inti melambat, sehingga turut menopang terkendalinya inflasi IHK dalam sasaran," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam rilis Penurunan Harga Pangan Dorong Deflasi IHK September 2019, Selasa (1/10).
Baca Juga: Wisman negeri jiran masih sumbang kunjungan terbanyak pada Agustus 2019
Inflasi inti tercatat sebesar 0,29% (mom) dan lebih rendah dari inflasi inti Juli 2019 yang sebesar 0,43% (mom). Penurunan ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan beberapa komoditas utama penyumbang inflasi inti, seperti emas perhiasan, jasa pendidikan, dan tarif sewa rumah.
Bila dilihat secara year on year, inflasi inti tercatat sebesar 3,32% dan ini dianggap stabil bila dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,30% (yoy).
Inflasi inti yang terkendali juga seiring dengan ekspektasi inflasi oleh BI. Ini juga merupakan wujud konsistensi BI yang mengeluarkan kebijakan untuk menjaga stabilitas harga. Juga merupakan bukti dari permintaan agregat yang terkelola dengan baik, nilai tukar yang bergerak stabil, serta pengaruh dari harga global yang rendah.
Sementara itu kelompok volatile food kembali mengalami deflasi sebesar 2,26% (mom). Ini cukup dalam bila dibandingkan dengan deflasi pada bulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,25% (mom).
Baca Juga: Bunga acuan turun, pertumbuhan deposito perbankan ikut menciut
Deflasi ini merupakan sumbangan dari penurunan harga komoditas cabai, bawang, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan segar, dan sayuran. Namun, ada komoditas yang mengalami inflasi, yaitu beras.
Bila dilihat secara year on year, volatile food mengalami inflasi sebesar 5,49%, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 5,96% (yoy).
Kelompok administered prices juga mengalami inflasi, tetapi rendah. Pada September 2019, inflasi kelompok ini tercatat sebesar 0,01% (mom), setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,40% (mom). Inflasi ini merupakan sumbangan dari kenaikan harga komoditas rokok.
Sementara itu, tarif angkutan udara kembali mencatat deflasi. Ini seiring dengan menurunnya permintaan karena pola musiman. Bila secara year on year, kelompok ini mencatat inflasi sebesar 1,88%. Meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,87% (yoy).
Baca Juga: Ini kelompok pengeluaran penyumbang deflasi pada bulan September 2019
BI mengaku akan terus menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah baik pusat dan daerah untuk terus menjaga inflasi.
Inflasi pada tahun 2019 diperkirakan akan berada di bawah titik tengah kisaran sasaran inflasi 3,5% plus minus 1% dan akan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0% plus minus 1% pada tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News