Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, kebijakan moneter ditempuh melalui penurunan suku bunga BI-Rate, stabilisasi nilai tukar rupiah, dan ekspansi likuiditas moneter.
Ia mencatat, sejak September 2024, BI-Rate telah turun sebesar 150 basis poin (bps), yaitu 25 bps pada September 2024 dan 125 bps selama tahun 2025 menjadi 4,75% hingga November 2025, yang merupakan level terendah sejak tahun 2022.
Baca Juga: BI: Konsumsi Rumah Tangga Membaik, Permintaan Perlu Digenjot
“Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah terus diperkuat dengan intervensi di pasar off-shore melalui NDF dan intervensi di pasar domestik melalui pasar spot, DNDF, serta pembelian SBN di pasar sekunder,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/12/2025).
Selain itu, ekspansi likuiditas rupiah juga ditempuh BI melalui penurunan posisi instrumen moneter Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dari Rp 916,97 triliun pada awal tahun 2025 menjadi Rp 735,67 triliun pada 16 Desember 2025.
BI juga membeli SBN sebagai bentuk sinergi erat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, yang hingga 16 Desember 2025 mencapai Rp 327,45 triliun, termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp 241,99 triliun.
“Pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat terus menjaga kredibilitas kebijakan moneter,” ungkapnya.
Baca Juga: BI: Ketidakpastian Global Mulai Membaik, Namun Tetap Perlu Diwaspadai
Selanjutnya: UMP 2026 Dipatok 0,5-0,9, Serikat Pekerja Minta Gubernur Pilih Alfa Tertinggi 0,9
Menarik Dibaca: 9 Buah yang Bisa Menurunkan Kadar Kolesterol yang Tinggi secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













