kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI ingin gunakan SBN untuk kelola likuiditas dalam jangka panjang


Selasa, 24 Juli 2018 / 14:10 WIB
BI ingin gunakan SBN untuk kelola likuiditas dalam jangka panjang
ILUSTRASI. Pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski mereaktivasi Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Bank Indonesia (BI) tetap ingin menggunaka SBN untuk kelola likuiditas. Namun, hal ini baru bisa dilakukan dalam jangka panjang.

“Idealnya, kami gunakan SBN untuk kelola likuiditas, tapi melihat dinamika sekarang kami pake SBI dulu,” kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah di Gedung BI, Jakarta (24/7).

Nanang menjelaskan, reaktivasi SBI kali ini adalah menggantikan SDBI yang bertenor 9 dan 12 bulan. Sementara, untuk tenor 6 bulan, BI tetap menggunakan RR SUN. “Portofolio inflow untuk financing current account deficit (CAD) rendah. Jadi, dibutuhkan wadah untuk inflow,” ujarnya.

Dia melanjutkan, SBI dan SBN memiliki alokasi sendiri-sendiri untuk mengelola likuiditas. Dengan demikian, adanya SBI ini tidak akan mengurangi penggunaan SBN dalam operasi moneter.

“Jadi, tidak akan mengurangi penggunaan SBN dalam operasi moneter. Tergantung strategi BI, apakah profiling dari sisi tenor, apakah lebih panjang atau pendek. Kami sekarang lebih banyak shortening agar bank fleksibel untuk kelola likuiditas,” ucap dia.

Sebelumnya, Direktur Strategi dan Portofolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemkeu Scenaider Siahaan mengatakan bahwa sebelumnya belum tahu perihal rencana reaktivasi SBI ini.

Dia mengatakan, sesungguhnya instrumen SBN lebih efisien ketimbang SBI untuk operasi moneter. “Saya juga belum paham tujuan penerbitan SBI ini. Operasi moneter BI bisa lebih efisien kalau pakai SBN saja daripada pakai SBI,” kata Scenaider.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×