Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada bulan Oktober 2014 surplus US$ 23,2 juta. Surplus tipis ini hasil dari ekspor non migas yang naik.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan, dengan surplusnya neraca dagang Oktober meskipun tipis dapat menjadi tanda perbaikan surplus non migas sudah terjadi. Defisit migas yang masih tinggi diharapkan akan berkurang setelah adanya penyesuaian harga BBM pada bulan November.
Penyesuaian harga BBM ini diharapkan akan terlihat dampaknya pada defisit migas pada bulan Desember. Selain itu, "Penyesuaian harga BBM juga akan berdampak pada defisit transaksi berjalan yang lebih baik," terang Agus ketika dijumpai di Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (1/12).
Sekedar gambaran, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2014 tercatat US$ 15,35 miliar, naik 0,49% dibanding ekspor September 2014. Bila dibanding Oktober 2013, ekspor mengalami penurunan 2,21%. Sementara itu, nilai impor Oktober 2014 tercatat US$ 15,33% atau turun 1,4% dibanding bulan sebelumnya.
Melihat lebih jauh, ekspor yang naik pada bulan Oktober ini disebabkan ekspor non migas yang meningkat. Ekspor non migas pada bulan Oktober tercatat US$ 12,88 miliar. Bulan sebelumnya ekspor non migas sebesar US$ 12,65 miliar. Alhasil, surplus neraca non migas naik menjadi US$ 1,13 miliar.
Sedangkan defisit migas tercatat naik. Pada Oktober tercatat US$ 1,11 miliar atau naik US$ 79,2 juta dari defisit bulan sebelumnya. Inilah yang kemudian menyebabkan surplus neraca dagang Oktober sangat tipis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News